Militan Houthi di Yaman Ancam Pasien yang Kena COVID-19
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 15 April 2020 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militan Houthi di Yaman akan menembak dan membunuh siapapun yang terdiagnosa terkena COVID-19 atau virus corona. Ancaman itu disampaikan lewat sebuah rekaman video.
“Metode terbaik kami adalah membunuhnya (orang yang terkena COVID-19) demi kepentingan orang lain. Tidak ada perawatan, tidak ada karantina, dan tidak ada prosedur yang akan dijalani. Hanya ada peluru,” kata seorang militan dalam rekaman itu, yang terdengar disetujui oleh militan lain.
Yaman pertama kali melaporkan kasus virus corona pada Jumat, 10 April 2020, dimana pasien berada di Provinsi Hadramout, wilayah selatan Yaman.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Arab Saudi pada Kamis lalu mengkonfirmasi Yaman adalah negara yang rentan dengan virus COVID-19. Kerajaan Arab Saudi berencana berkontribusi US$ 500 juta atau Rp 7,8 triliun ke badan kemanusiaan PBB yang menangani kemanusiaan di Yaman. Riyadh juga akan memberikan uang bantuan tambahan US$ 25 juta atau Rp 391 miliar untuk mendukung Pemerintah Yaman dalam menghadapi pandemik virus corona.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi sudah mendeklarasikan gencatan senjata di Yaman selama dua pekan ke depan, terhitung mulai Kamis, 9 April 2020. Kelompok militan Houthi belum membalas inisiatif gencatan senjata tersebut, dimana beberapa provinsi di Yaman hampir setiap hari terjadi bentrokan dengan militan. Anggota Dewan Keamanan PBB menyambut inisiatif gencatan senjata koalisi Arab Saudi itu dan menyerukan militan Houthi agar memberikan respon yang sama.