Pekerja Seks Komersial Jepang Mendapat Paket Bantuan Virus Corona

Rabu, 8 April 2020 19:25 WIB

Suasana di kawasan Yokohama China Town, setelag meluasnya virus corona di Yokohama, Jepanh, 20 Februari 2020. REUTERS/Daniel Leussink

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang memutuskan untuk mengubah keputusannya perihal bantuan ekonomi untuk pekerja industri hiburan malam, termasuk pekerja seks komersial, di masa pandemi virus Corona (COVID-19). Kali ini, mereka memastikan pekerja industri tersebut juga akan ikut mendapat bantuan.

"Mereka yang bekerja secara legal di industri seks Jepang akan mendapat akses ke paket bantuan ekonomi," ujar Menteri Tenaga Kerja Kazunobu Kato sebagaimana dikutip dari CNN, Rabu, 8 April, 2020.

Pada awalnya, pemerintah Jepang merasa pekerja industri hiburan malam, mulai dari pekerja seks komersial hingga mereka yang bekerja di bar, tidak perlu mendapatkan bantuan ekonomi. Namun, belakangan, keputusan tersebut dikritik karena dirasa diskriminatif. Apalagi, mereka yang bekerja di industri hiburan malam juga harus menafkahi keluarga mereka.

Alahasil, kemarin, Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, menyampaikan bahwa pengecualian terhadap pekerja industri hiburan malam akan dikaji kembali. Dengan begitu, harapannya, semua warga yang membutuhkan bantuan bisa terbantu semasa pandemi virus Corona.

Mengutip CNN, Jepang hanya akan memberikan bantuan terhadap mereka yang bekerja secara legal. Adapun besaran bantuan yang akan diberikan adalah 8.330 Yen per hari atau hampir setara dengan Rp1,2 juta per hari.

Sejauh ini, tidak semua negara seperti Jepang dalam hal memberikan bantuan terhadap pekerja industri hiburan malam semasa pandemi virus Corona (COVID-19). Di Thailand, sejumlah pekerja seks komersial terpaksa turun ke jalan dan menantang batas-batas jam malam karena tidak mendapat jaminan bantuan ekonomi.

Di Inggris, pekerja seks komersial juga belum mendapat kepastian soal bantuan ataupun subsidi. Mereka yang terbiasa bekerja di bar terpaksa mencari cara lain untuk mencari nafkah. Beberapa mulai membuka jasa online. Namun, untuk mereka yang tidak terbiasa, hal itu bukan perkara mudah.

"Butuh waktu agar kami mendapatkan pelanggan di internet. Kalaupun mendapatkannya, juga butuh waktu sampai mereka mau membeli konten yang kami buat," ujar salah satu pekerja hiburan malam Inggris, Gracey, sebagaimana dikutip dari BBC.

ISTMAN MP | CNN | BBC

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

3 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

7 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

13 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

14 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya