RS Amerika Terapkan Sistem Ranking untuk Pasien Virus Corona

Sabtu, 4 April 2020 15:03 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan melakukan tes virus corona atau Covid-19 secara drive thru di Seattle, Washington, 17 Maret 2020. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Terbatasnya tenaga dan perlengkapan medis memaksa rumah sakit Amerika untuk lebih selektif dalam menangani pasien virus Corona. Dokter Robert Truog, dari Center for Bioethics of Harvard Medical School, membantu otoritas kesehatan Amerika menciptakan sistem seleksi berdasarkan ranking untuk situasi itu.

"Saya menghabiskan akhir pekan saya membantu rumah sakit untuk mengembangkan kebijakan seleksi pasien mana yang perlu dirawat terlebih dahulu," ujar Truog sebagaimana dikutip dari CNN, Sabtu, 4 April 2020.

Sistem ranking yang dibuat Truog mengacu pada sistem yang dibuat Dr. Douglas White dari University of Pittsburgh. Sistem itu diciptakan 10 tahun lalu ketika wabah flu burung menyerang Amerika.

Pada intinya, kata Truog, sistem itu mengukur prioritas perawatan berdasarkan dua faktor. Faktor pertama, seberapa besar kemungkinan pasien bisa disembuhkan di rumah sakit. Faktor kedua, seberapa besar kemungkinan pasien hidup lama setelah keluar dari rumah sakit. Untuk faktor kedua, rumah sakit akan memasang ekspektasi paling tidak pasien bisa bertahan lima tahun.

Masing-masing faktor diukur dengan skala 1-4 atau delapan jika keduanya dijumlahkan. Jika seorang pasien mendapat skor delapan, maka ia berhak diprioritaskan terlebih dahulu. Sistem ini dirasa lebih adil.

Situasinya akan berbeda apabila ada dua pasien dengan skor serupa. Dalam situasi tersebut, maka masa hidup harus menjadi fokus utama. Kecenderungannya, pilihan akan jatuh kepada pasien yang lebih muda. "Situasi yang tragis dengan pilihan yang sulit," sebagaimana dikutip dari CNN.

Meski sistem yang dikembangkan akan membantu tenaga medis untuk menghemat peralatan, Truog mengatakan bahwa situasi yang dihadapi akan tetap terasa berat. Semakin menanjaknya kasus virus Corona, kata Truog, akan semakin banyak pilihan-pilihan sulit yang harus dihadapi.

"Beberapa hari ke depan mungkin petugas medis akan menghadapi situasi di mana mereka harus membuat keputusan sulit yang selama ini jarang mereka hadapi. Itu akan berdampak secara emosional," ujar Truog.

Secara terpisah, White menjelaskan bahwa sistemnya memang bisa diterapkan dalam situasi pandemi Corona. Dan, menurutnya, sistem yang ia buat lebih adil karena tidak melihat faktor yang kerap membuat pasien tertentu dikecualikan. Beberapa faktor itu adalah usia, gangguan kognisi, gangguan pernafasan, dan ganggunan jantung.

"Menurut saya faktor-faktor pengecualian itu tidak adil dan mengirimkan pesan yang salah. Semua pasien berhak mendapatkan penanganan yang sama. Di dalam bidang medis, rasa percaya adalah penting," ujarnya.

Dr. Ira Byock, dari Institute for Human Caring California, menyampaikan bahwa situasi pandemi yang terjadi menjadi ujian berat untuk para petugas medis. Menurutnya, ini pertama kalinya petugas medis harus bisa seimbang antara kesehatan komunitas dengan kesehatan seorang pasien. "Selama ini, fokus kami adalah kesehatan pasien," ujarnya.

Hingga berita ini ditulis, Amerika tercatat memiliki 273.880 kasus dan 7.087 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Tidak semua negara bagian memiliki cukup tenaga dan perlengkapan medis untuk menghadapinya. New York, misalnya, hanya memiliki stok ventilator yang cukup untuk 6 hari.

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

18 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

19 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

20 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Kondisi Perdana Menteri Slovakia Stabil, tapi Masih Kritis

1 hari lalu

Kondisi Perdana Menteri Slovakia Stabil, tapi Masih Kritis

Kementerian Kesehatan menjelaskan Perdana Menteri Slovakia sudah dipindah ke rumah sakit di Bratislava. Kondisinya stabil.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

2 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

3 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya