Gerbong Kereta di India Jadi Tempat Karantina Pasien COVID-19
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 29 Maret 2020 16:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India berencana menjadikan beberapa gerbong kereta sebagai barak-barak isolasi bagi pasien yang terjangkit virus corona atau COVID-19. Saat ini otoritas di India sedang berusaha mempersiapkan segala infrastruktur kesehatan setelah jumlah pasien virus corona diproyeksi naik.
Perdana Menteri India Narendra Modi sudah meminta warga India agar tidak keluar rumah selama tiga pekan ke depan demi menekan penyebaran virus corona. Lockdown di India juga telah membuat jaringan kereta di India tidak beroperasi.
Preparing to Combat Coronavirus: In a novel initiative, Railways has converted train coaches into isolation wards for COVID-19 patients
— Piyush Goyal (@PiyushGoyal) March 28, 2020
Now, Railways will offer clean, sanitised & hygienic surroundings for the patients to comfortably recover. #IndiaFightsCorona pic.twitter.com/miYO3LOGfN
Indian Railways dalam pernyataan Sabtu, 28 Maret 2020, menyebut satu gerbong kereta telah berubah menjadi fasilitas karantina. Segera setelah siap, rencananya total 10 gerbong kereta akan diubah menjadi barak karantina.
“Kereta akan dibersihkan dan disterilkan sehingga para pasien bisa melakukan pemulihan dengan nyaman,” kata Menteri Perkereta Apian India Piyush Goyal, tanpa menyebut berapa banyak orang yang bisa ditempat di setiap gerbong.
Dikutip dari ndtv.com, India melaporkan ada 918 kasus virus corona di penjuru negara itu. Dari jumlah itu, 19 kasus berakhir dengan kematian.
Lockdown yang dilakukan Pemerintah India telah berdampak besar pada kalangan kelompok miskin negara itu. Jutaan buruh yang bekerja di kota-kota besar di India, kehilangan pekerjaan. Mereka pulang kampung dengan berjalan kaki atau berkerumun di stasiun bus, dimana jumlah bus yang beroperasi sangat terbatas karena lockdown. Para buruh itu juga dikhawatirkan secara tak sengaja menyebarkan virus corona ke seluruh India.
Pada Sabtu, 28 Maret 2020, seorang buruh pingsan dan meninggal setelah berjalan kaki 270 kilometer dari Kota Delhi ke kampung halamannya di Madhya Pradesh. Kementerian Dalam Negeri India pun menyerukan agar setiap negara bagian memberikan makanan dan tempat bernaung untuk rehat bagi para buruh di sepanjang jalan tol.