Virus Corona, Inggris dan Brazil Evakuasi Warga dari Wuhan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 5 Februari 2020 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Inggris pada Minggu, 2 Februari 2020, akan men-chater pesawat sipil untuk membantu warga negaranya dan keluarga mereka meninggalkan Ibu Kota Wuhan, Cina dan terbang pulang ke Inggris. Langkah itu dilakukan di tengah merebaknya penyebaran virus corona.
Selain Inggris, Brazi juga berencana membawa ke luar warga negaranya dari Kota Wuhan, Cina. Pada Selasa, 4 Februari 2020, Brazil mengaku sudah mengantongi otorisasi dari Cina untuk menerbangkan dua pesawat ke Kota Wuhan sehingga bisa merepatriasi warga negara Brazil di sana.
Menteri Pertahanan Brazil, Fernando Azevedo, mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat Embraer C-190 yang diterbangkan oleh Angkatan Udara Brazil. Burung besi itu akan meninggalkan Brazil pada Rabu pagi, 5 Februari 2020 waktu setempat. Pesawat akan singgah di Spanyol dan Polandia untuk mengisi bahan bakar dan dijadwalkan tiba di Kota Wuhan pada Jumat, 7 Februari 2020.
Menteri Luar Negeri Brazil, Ernesto Araujo, mengatakan sebanyak 29 orang, termasuk empat anggota keluar yang berkewarga negaraan Cina akan ikut dievakuasi. Akan masuk dalam pesawat itu juga warga negara Brazil yang tinggal di luar Kota Wuhan.
Para penumpang, termasuk staf medis dan awak pesawat akan dikarantina selama 18 hari di sebuah Pangkalan Udara Brazil di Anapolis atau sekitar 150 kilometer dari wilayah barat Ibu Kota Brazil.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, mengatakan tidak berniat merepatriasi warga negara Brazil dari Kota Wuhan karena itu dikhawatirkan akan membuat negaranya berisiko terhadap virus corona. Namun dia berubah fikir setelah 55 warga negara Brazul di Wuhan menunggah rekaman video di YouTube, memohon Presiden Jair Bolsonaro agar menyelamatkan mereka setelah negara-negara lain mengevakuasi warga negaranya atas bantuan otoritas Cina. Kota Wuhan sudah diisolasi sejak 23 Januari 2020 menyusul merebaknya virus corona.