Inggris Kucurkan Bantuan Rp 137 M ke Etnis Rohingya

Sabtu, 1 Februari 2020 08:00 WIB

Pengungsi Rohingya berdoa saat menggelar peringatan 2 tahun kepindahan mereka ke Bangladesh, di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Ahad, 25 Agustus 2019. Meski pemerintah Myanmar ingin memulangkan mereka, namun 3.000 pengungsi Rohingya Etni menolak pemulangan karena kondisi negara bagian Rakhine yang masih bergejolak. REUTERS/Rafiqur Rahman

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengucurkan dana bantuan baru senilai £8 juta atau Rp 137 miliar kepada Program Pangan Dunia PBB atau WFP untuk membantu etnis minoritas Rohingya yang tertindas yang melarikan diri ke Bangladesh. Bantuan Inggris itu disambut positif oleh WFP di Bangladesh yang diserahkan oleh Departemen Pengembangan Internasional Inggris.

Diperkirakan sekitar 270.600 pengungsi Rohingya akan mendapatkan bantuan Inggris itu yang dikucurkan selama tiga bulan dalam bentuk e-voucher. Di bawah program ini, para pengungsi Rohingya dapat membeli berbagai bahan makanan dari 25 gerai e-voucher WFP di seluruh kamp pengungsi Rohingya. Keluarga-keluarga yang mengungsi akan menerima uang bulanan US$ 9 atau Rp 124 ribu per bulan per orang yang hanya bisa dibelanjakan di gerai-gerai WFP dengan e-voucher.

Ribuan pengungsi Rohingya di Bangladesh memperingati tahun kedua pembantaian terhadap etnis itu dengan melakukan aksi turun ke jalan. Sumber: Al Jazeera

Etnis Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok paling teraniaya di dunia, menghadapi trauma ketakutan akibat serangan yang meningkat dan menewaskan belasan orang dalam kekerasan komunal pada 2012.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750 ribu pengungsi Rohingya yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan militer Myanmar diduga melakukan pembantaian terhadap etnis minoritas itu pada Agustus 2017. Hal tersebut menjadikan jumlah orang yang teraniaya di Bangladesh lebih dari 1,2 juta.

Advertising
Advertising

Menurut laporan Ontario International Development Agency (OIDA) yang berjudul "Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terungkap", sejak 25 Agustus 2017, hampir 24 ribu etnis Rohingya diduga tewas di tangan pasukan Myanmar. Lebih dari 34 ribu rumah penduduk Rohingya dibakar, sementara lebih dari 114 ribu etnis Rohingya dipukuli.

“Sekitar 18 ribu perempuan etnis Rohingya diduga diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar, sementara lebih dari 115 ribu rumah dibakar dan 113 ribu lainnya dirusak,” tulis laporan tersebut.

Galuh Kurnia Ramadhani | aa.com.tr

Berita terkait

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

4 jam lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

4 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

4 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

5 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

5 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

6 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

7 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya