Kesepakatan Dagang Inggris dan Eropa Usai Brexit Diprediksi Mulus

Jumat, 31 Januari 2020 18:06 WIB

Anggota Parlemen Eropa bereaksi setelah memberikan suara pada kesepakatan Brexit selama sesi pleno di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia 29 Januari 2020. [REUTERS / Yves Herman / Pool]

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris resmi keluar dari Uni Eropa (Brexit) pada hari ini, Jumat, 31 Januari 2020. Meski begitu, ada banyak hal yang harus dibereskan Inggris sebelum akhir tahun 2020. Salah satunya perihal kerjasama dagang dengan negara-negara anggota Uni Eropa.

Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, optimistis perundingan antara Inggris dengan negara-negara anggota Uni Eropa perihal kesepakatan dagang akan berjalan mulus. Sebab, kata ia, sesungguhnya tidak banyak perbedaan antara hal yang diinginkan Inggris dan negara-negara Eropa.

"Aku cukup yakin kami bisa mendapatkan kesepakatan yang bagus. Berita baiknya, tidak banyak perbedaan antara kami berdua, Uni Eropa dan Inggris. Lebih banyak perbedaan secara retoris dibandingkan substansi," ujar Varadkar sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.

Varadkar menjelaskan, kesamaan keinginan Inggris dan negara-negara Eropa dalam hal kesepakatan dagang adalah birokrasi yang seminim mungkin. Kedua pihak, kata Varadkar, ingin kerjasama dagang yang mulus, tanpa kuota, tanpa tarif, tanpa pajak, dan tanpa birokrasi berbelit-belit.

"Dan hal itu sangat penting (untuk kedua pihak). Sangat penting juga untuk Irlandia," ujar Varadkar. Untuk benar-benar bisa mencapai kesepakatan dagang yang mulus, Varadkar mengatakan kedua pihak harus mulai dengan keinginan yang sama dan perlakuan yang setara di pasar.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, kesepakatan dagang hanyalah satu dari sekian banyak PR yang harus dikerjakan Inggris paska Brexit. Pada masa transisi yang akan berlangsung hingga akhir 2020 nanti, Inggris harus memikirkan soal keamanan, soal perikanan, soal pertukaran data, soal penerbangan, dan masih banyak lagi.

Uni Eropa ragu Inggris akan benar-benar mampu membereskan semuanya sebelum 2021. Meski begitu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersikukuh tidak menginginkan perpanjangan tenggat masa transisi Brexit. "Seperti kata Perdana Menteri Boris Johnson, tidak akan ada perpanjangan waktu. Dengan niat baik, kami yakin bisa menyelesaikan semuanya," ujar Duta Besar Inggris di Indonesia, Owen Jenkins.

REUTERS | ISTMAN MP

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

4 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya