Mahathir Tolak Sanksi Ekonomi Trump kepada Iran, Alasannya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 15 Desember 2019 14:01 WIB

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Sumber: EPA-EFE/straitstimes.com

TEMPO.CO, Doha – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran melanggar Piagam PBB dan hukum internasional.

“Malaysia tidak mendukung pengenaan kembali sanksi unilateral AS terhadap Iran,” kata Mahathir dalam Forum Doha 2019 di Qatar pada Sabtu, 14 Desember 2019 seperti Reuters. Acara ini juga dihadiri Emir Qatar, Tamim BinHamad Al-Thani.

Mahathir melanjutkan,”Sanksi seperti itu melanggar Piagam PBB secara jelas dan hukum internasional. Sanksi hanya bisa dilakukan oleh PBB terkait dengan piagam.”

Presiden AS, Donald Trump, melakukan sanksi terhadap Iran pada 2018 setelah menarik AS keluar dari Perjanjian Nuklir Iran 2015. Dia lalu mengenakan kembali sanksi ekonomi untuk menekan ekspor minyak Iran dan mengisolasi ekonomi negaranya.

Trump melakukan ini untuk menekan Teheran agar mau melakukan perundingan baru yang berbeda dengan Perjanjian Nuklir Iran 2015, yang didukung Jerman, Inggris, Prancis, Uni Eropa, Cina dan Rusia.

Advertising
Advertising

Pada pekan lalu, Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengumumkan anggaran senilai US$39 miliar atau sekitar Rp545 triliun. Dana ini akan digunakan dalam sejumlah program untuk melawan sanksi AS, yang memicu kenaikan harga jual bahan bakar minyak dan menimbulkan protes nasional.

Malaysia dan sejumlah negara, menurut Mahathir, telah kehilangan pasar besar karena sanksi AS terhadap Iran.

Berita terkait

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

10 jam lalu

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

Helikopter yang mengangkut Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan mendarat darurat. Upaya penyelamatan belum berhasil.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

15 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

21 jam lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

1 hari lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

1 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

2 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

2 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

3 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya