Elizabeth Warren Kritik Anggaran Kampanye Michael Bloomberg

Selasa, 26 November 2019 16:30 WIB

Senator AS Elizabeth Warren menyampaikan sambutan di Center for American Progress di Washington 13 Juli 2016.[REUTERS / Gary Cameron]

TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat presiden dari Partai Demokrat Elizabeth Warren mengecam miliarder Michael Bloomberg pada Senin karena meluncurkan anggaran US$ 37 juta (Rp 522 miliar) untuk iklan kampanye pilpres AS di televisi. Warren menuduh mantan wali kota New York City mencoba membeli demokrasi Amerika.

Bloomberg, 77 tahun, seorang bos media yang bisa menggunakan kekayaan pribadinya untuk kampanye pilpres dan mengatakan dia tidak akan menerima sumbangan, secara resmi maju sebagai kandidat presiden Demokrat pada hari Minggu.

Dilaporkan Reuters, 26 November 2019, Warren, 70 tahun, seorang senator liberal AS dari Massachusetts dan salah satu calon Demokrat terkemuka menurut jajak pendapat, telah mengusulkan pajak kekayaan pada miliarder dan seringkali menentang korporasi Amerika, sesuatu yang dikritik Bloomberg.

Di sebuah acara yang dihadiri pendukungnya di Ankeny, Iowa, Warren membuka pidatonya yang mengecam taktik Bloomberg.

"Michael Bloomberg bertaruh tentang demokrasi pada tahun 2020. Dia tidak membutuhkan orang, dia hanya membutuhkan tas dan kantong uang. Saya pikir Michael Bloomberg salah," kata Warren.

Advertising
Advertising

"Itulah tepatnya apa yang sekarang dimainkan pada tahun 2020 - visi mana, versi demokrasi kita yang mana yang akan menang. Jika versi demokrasi Michael Bloomberg menang maka demokrasi akan berubah," katanya.

Konglomerat Michael Bloomberg, yang juga bekas wali kota New York untuk tiga periode. Reuters

Bloomberg tidak akan mengomentari pernyataan Warren, tetapi pada acara kampanye pertama Bloomberg hari Senin di Norfolk, Virginia, ia membela penggunaan kekayaannya untuk mendukung pencalonannya.

"Selama bertahun-tahun saya telah menggunakan sumber daya saya untuk hal-hal yang penting bagi saya," kata Bloomberg, menurut video yang diposting oleh PBS. "Saya akan membuat kasus saya dan membiarkan pemilih yang cerdas membuat pilihan mereka."

Masuknya Bloomberg ke dalam perlombaan, kurang dari tiga bulan sebelum kontes pencalonan Demokrat dimulai, mencerminkan keprihatinannya bahwa tidak satu pun dari 17 kandidat lain yang bisa menghadapi presiden Republik Donald Trump dalam pemilihan November mendatang.

Terlepas dari status Warren di antara pesaing dalam jajak pendapat, orang-orang moderat seperti Bloomberg khawatir rencana ekspansi program pemerintah yang mahal akan mengasingkan pemilih di negara-negara bagian yang sulit dimenangkan Demokrat.

Pada saat yang sama, beberapa Demokrat terkesima oleh kinerja kampanye yang tidak merata dari mantan Wakil Presiden Joe Biden, 77 tahun. Sementara kandidat utama lainnya, Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, 37 tahun, dianggap terlalu muda dan tidak berpengalaman untuk maju pilpres AS 2020.

Berita terkait

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

6 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

7 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

46 hari lalu

Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

Donald Trump memprediksi akhir dari pemilu di AS jika ia kalah dari Joe Biden pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

49 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya

Terbaru Sindir Speaker Masjid, Ini Deretan Kontroversi Gus Miftah

50 hari lalu

Terbaru Sindir Speaker Masjid, Ini Deretan Kontroversi Gus Miftah

Gus Miftah mengkritisi larangan pemerintah terkait penggunaan speaker masjid di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Temukan Pembagian Bahan Kampanye saat Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur

50 hari lalu

Bawaslu Temukan Pembagian Bahan Kampanye saat Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur

Bawaslu menemukan adanya kegiatan kampanye di TPS saat PSU di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Anggota Bawaslu RI Beberkan Sejumlah Kejanggalan PSU di Kuala Lumpur

50 hari lalu

Anggota Bawaslu RI Beberkan Sejumlah Kejanggalan PSU di Kuala Lumpur

Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur, Malaysia, menorehkan sejumlah catatan dari Bawaslu RI. Anggota Bawaslu ini membeberkannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

51 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Heboh Dikira Mau Nikah Lagi, Marshanda Ternyata Kampanye Ini

57 hari lalu

Heboh Dikira Mau Nikah Lagi, Marshanda Ternyata Kampanye Ini

Aktris Marshanda membagikan unggahan ia mengenakan gaun biru, lengkap dengan buket cantik. Apa ia sedang menyebarkan undangan pernikahan?

Baca Selengkapnya