Amnesti Internasional Tuding Polisi Hong Kong Langgar Hukum

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 21 September 2019 15:15 WIB

Demonstran anti pemerintahan melihat bom molotov yang terjatuh di depan gedung dewan parlemen dan kantor pemerintah saat melakukan unjuk rasa di Hong Kong, 15 September 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Khurais – Lembaga Amnesti Internasional menuduh polisi Hong Kong melakukan penyiksaan dan tindakan pelanggaran hukum lainnya dalam menangani aksi unjuk rasa besar-besaran yang terjadi sejak Juni 2019.

Aksi unjuk rasa menolak legislasi ekstradisi ini kerap berujung dengan bentrok fisik antara polisi dan warga, yang marah akibat isi legislasi itu.

Legislasi itu, yang telah ditarik pemerintah Hong Kong, menyatakan warga bisa diekstradisi ke Cina jika dinilai melanggar hukum di sana.

Namun, polisi menyebut mereka telah bertindak menahan diri menghadapi aksi unjuk rasa besar-besaran itu.

“Bukti-bukti menunjukkan adanya sikap haus retaliasi dari polisi Hong Kong yang menangani unjuk rasa dengan bersikap ceroboh dan menggunakan taktik melanggar hukum saat warga protes,” kata Nicholas Bequelin, direktur Asia Timur di Amnesti Internasional, seperti dilansir Reuters pada Jumat, 20 September 2019.

Advertising
Advertising

Bequelin mengatakan polisi melakukan penangkapan semena-mena dan melakukan tindak kekerasan retaliasi terhadap warga yang ditahan. “Beberapa tindakan itu termasuk sebagai penyiksaan,” kata dia.

Bequelin menyebut polisi, misalnya, menggunakan laser warna hijau untuk menyorot mata tahanan. Ini merupakan taktik yang digunakan warga untuk menyorot mata polisi yang menjaga demonstrasi.

Namun, polisi mengatakan mereka telah menghormati privasi, martabat, dan hak-hak warga yang ditahan sesuai aturan yang berlaku. Mereka mengklaim telah mengizinkan para tahanan untuk dibawa ke rumah sakit atau berkomunikasi dengan anggota keluarganya.

“Kekuatan yang digunakan polisi pada level minimum untuk mencapai tujuan hukum,” kata polisi. Sebelumnya, polisi mengatakan ada 240 orang terluka dalam protes anarkistis karena mereka menahan diri untuk memulihkan ketertiban umum.

Sejumlah negara seperti Inggris dan Jerman serta Amerika mengritik tindakan polisi dalam menangnai demonstrasi di Hong Kong.
Warga, seperti dilansir Aljazeera, mendesak agar sistem demokrasi diterapkan sehingga mereka bisa memilih pemimpinnya sendiri.

Berita terkait

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

2 jam lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

3 hari lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

3 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

3 hari lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya