Demonstrasi Akhir Pekan Bakal Melanda Hong Kong lagi?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 6 September 2019 19:01 WIB

Mahasiswa mengenakan alat pelindung selama unjuk rasa di Chinese University of Hong Kong, 2 September 2019.[Felix Wong/SCMP]

TEMPO.CO, Hong Kong – Otoritas bandara di Hong Kong memasang iklan menghimbau agar demonstran tidak mengganggu perjalanan puluhan ribu pengunjung yang menggunakan layanan bandara setiap hari.

Iklan yang dipasang di media South China Morning Post ini menyusul munculnya rencana demonstrasi besar-besaran pada akhir pekan ini di Hong Kong.

Demonstran juga berencana menggelar unjuk rasa pada Jumat malam di sejumlah tempat seperti stasiun bawah tanah dan dekat kantor pemerintahan Hong Kong.

“Banyak pengunjuk rasa di Hong Kong tetap merasa marah terhadap penolakan kepala eksekutif untuk membentuk tim independen untuk menyelidiki tindakan brutal polisi saat menangani demonstrasi,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 6 September 2019.

Selama unjuk rasa berlangsung, polisi kerap menggunakan tongkat pemukul, gas air mata, semprotan water cannon terhadap pengunjuk rasa yang disebut perusuh.

Advertising
Advertising

Demonstran mengajukan tiga tuntutan yaitu penarikan kata rusuh untuk menggambarkan unjuk rasa, melepas semua demonstran yang ditahan, dan penerapan sistem demokrasi penuh sehingga warga Hong Kong bisa memilih pemimpinnya sendiri.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, telah berpidato di televisi lokal menyatakan telah menarik legislasi ekstradisi, yang merupakan satu dari lima tuntutan demonstran.

Namun, banyak kalangan menyebut langkah ini, yang didesak untuk dilakukan sejak Juni, terlambat dikerjakan pemerintah.

Dalam perjalanan ke Guangxi di Cina, Lam juga mengatakan tidak setuju dengan keputusan lembaga pemeringkat Fitch Ratings yang menurunkan peringkat utang Hong Kong dari AA+ menjadi AA.

Fitch melakukan ini karena Hong Kong kerap dilanda unjuk rasa yang berdampak pada kegiatan ekonomi di pusat industri keuangan di Asia ini. Inggris mengembalikan Hong Kong ke Cina pada 1997. Hong Kong dan Cina menganut prinsip satu negara dua sistem yaitu demokrasi dan komunisme.

Berita terkait

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

3 jam lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

69 Tahun Chow Yun Fat, si "Dewa Judi" yang Selalu Klimis

20 jam lalu

69 Tahun Chow Yun Fat, si "Dewa Judi" yang Selalu Klimis

Aktor Chow Yun Fat akan berulang tahun ke 69 pada 18 Mei 2024. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

1 hari lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

4 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

4 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

4 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

4 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

5 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya