Pejabat Cina Tuding Guru SMA Hong Kong Ajarkan Radikalisme

Senin, 2 September 2019 11:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat di Cina menuduh guru-guru SMA di Hong Kong menumbuhkan radikalisme kepada anak-anak muda melalui kurikulum studi liberal.

Kursus kewarganegaraan wajib yang dikenal sebagai studi liberal telah menjadi ciri khas kurikulum di Hong Kong selama bertahun-tahun. Siswa dan guru mengatakan bahwa inti dari kurikulum ini adalah untuk membuat warga negara menjadi lebih baik dan lebih terlibat dalam masyarakat.

Kurikulum studi liberal ini adalah kursus sekolah menengah yang dirancing untuk menanamkan keterampilan berpikir kritis dan mencakup topik mulai dari identitas Hong Kong hingga perubahan iklim.

Namun para pejabat Cina daratan dan pendukung pro Beijing menganggap bahwa tradisi kebebasan akademis ini telah menyimpang, sehingga menumbuhkan generasi pemuda yang pemberontak. Bagi mereka keunggulan pemuda Hong Kong pada protes massa baru-baru ini adalah tanda yang paling jelas untuk membuktikan hal itu.

“Kurikulum studi liberal adalah sebuah kegagalan,” kata Tung Chee-hwa, mantan pemimpin Hongkong, dikutip dari New York Times, 2 September 2019. "Ini adalah salah satu alasan di balik masalah yang baru muncul baru-baru ini."

Advertising
Advertising

Partai Komunis Cina telah lama melihat pendidikan sebagai alat ideologis penting untuk memelihara warga negara yang setia. Presiden Xi Jinping telah meningkatkan pendidikan patriotik di Cina daratan, membantu membentuk salah satu generasi pemuda paling nasionalistis Cina selama bertahun-tahun.

Partai pernah mendorong hal ini melalui program pendidikan patriotik serupa di Hong Kong. Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat di Beijing telah berulang kali menekan perlunya pendidikan patriotik yang lebih kuat di Hong Kong.

Pendemo anti-RUU Ekstradisi menghindari gas air mata yang dilepaskan polisi dalam aksi demo di Hong Kong, Cina, 25 Agustus 2019. REUTERS/Willy Kurniawan

Bagi Partai Komunis Cina, apa yang dipertaruhkan tidak lagi dan tidak bukan adalah legitimasi Beijing di mata generasi berikutnya di Hong Kong. Mereka ingin mendekatkan Hong Kong ke Beijing dengan memupuk patriotisme yang berperan dalam pencapaian partai dan menutupi sejarah yang kacau.

Tetapi pejabat pendidikan, guru, dan siswa di Hong Kong dengan keras menolak tuduhan bahwa kursus studi liberal mendorong siswa untuk mengambil bagian dalam kekerasan.

"Tidak ada bukti bahwa studi liberal menyebabkan siswa untuk mengambil tindakan radikal," kata Wendy Au Wan-sze, asisten sekretaris utama untuk pendidikan.

Banyak siswa berbicara dengan bangga tentang bagaimana studi liberal membantu mereka memahami RUU Ekstradisi yang memicu protes. RUU itu, yang akan memungkinkan ekstradisi ke Cina daratan, sejak itu telah ditangguhkan tetapi belum secara resmi ditarik dari agenda legislatif.

Seorang siswa bernama Jerming Zhang, 16 tahun, juga mengatakan mereka menjadi lebih terlibat dalam peristiwa terkini sebagai hasil dari studi liberal. Zhang mengatakan bahwa dia mengetahui tentang penahanan massal Cina terhadap sebagian besar Muslim Uighur di wilayah barat jauh Xinjiang dengan mencari secara online.

"Ini menunjukkan apa yang bisa menjadi realitas yang mungkin bagi Hong Kong," katanya.

"Bahkan jika Hong Kong menerapkan pendidikan nasional, saya masih akan mengajarkan apa yang benar-benar harus dibahas," kata Hoi, seorang guru studi liberal di Hong Kong. "Misalnya, apa artinya menjadi warga sipil dan apa artinya menjadi patriotik."

Dengan tahun ajaran baru dimulai, banyak yang mengatakan mereka bersiaga untuk upaya lebih lanjut untuk mengikis kebebasan akademik. Hoi, guru studi liberal, mengatakan bahwa jika tiba saatnya Hong Kong memperkenalkan studi patriotik, maka ia akan siap menentangnya.


MEIDYANA ADITAMA WINATA | NEW YORK TIMES

Berita terkait

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

2 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

1 hari lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

1 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

1 hari lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya