Apple Terkena Dampak Perang Dagang Amerika dan Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 29 Agustus 2019 12:01 WIB

Pengunjung antre untuk masuk dan mencoba produk Apple di toko barunya di Pinghai Road, Hangzhou, provinsi Zhejiang, Cina, 24 Januari 2015. ChinaFotoPress/Getty Images

TEMPO.CO, San Fransisco – Perusahaan Apple memiliki ketergantungan suplai komponen cukup besar kepada perusahaan Cina untuk produk digital yang dibuatnya di tengah perang dagang yang sedang terjadi.

Padahal, perusahaan yang berbasis di San Fransisco ini telah berusaha melakukan diversifikasi sumber komponen dengan membeli dari India dan Brasil.

Ini membuat perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu bisa terkena dampak dari kenaikan tarif yang dikenakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kepada produk impor asal negeri Tirai Bambu.

“Apple menghadapi kenaikan pajak impor 15 persen oleh pemerintahan Trump untuk produk utama dibuat di Cina seperti jam tangan pintar dan headphone nirkable pada 1 September,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 29 Agustus 2019.

Presiden AS ini juga bakal mengenakan kenaikan tarif untuk impor produk iPhone dari negeri Tirai Bambu pada 15 Desember 2019.

Advertising
Advertising

Apple merupakan salah satu perusahaan asal Amerika yang memiliki keterikatan kuat dengan negeri Tirai Bambu, yang merupakan ekonomi terbesar Asia.

Perusahaan ini membuat kontrak dengan pabrikan Hon Hai Precision Industry Co Ltd’s Foxcon, Pegatron Corp, Wistron Corp, dan lainnya yang mempekerjakan ratusan ribu orang untuk merakit produk Apple.

Beberapa tahun belakangan ini, kontrak perusahaan ini dengan pabrikan melebar ke negara lain seperti India. Ada tiga pabrikan baru di India untuk merakit produk digital. Salah satunya dimiliki oleh Foxconn, yang bakal memproduksi model iPhone X.

AS dan Cina terlibat perang dagang sejak Juli 2018 dengan menaikkan tarif impor dari masing-masing negara. Baru-baru ini, Beijing memutuskan menaikkan tarif impor untuk US$75 miliar atau Rp1.000 triliun produk asal AS. Trump membalas dengan menaikkan tarif impor untuk US$550 miliar atau sekitar Rp7.800 triliun produk asal negeri Tirai Bambu.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

7 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

7 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

7 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

9 jam lalu

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

Ada dugaan bahwa militer Korea Selatan takut akan terjadinya kebocoran data akibat teknologi yang ada di perangkat Apple.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Galaxy S24 Bantu Samsung Kembali ke Puncak Pasar Smartphone Global Awal 2024

1 hari lalu

Galaxy S24 Bantu Samsung Kembali ke Puncak Pasar Smartphone Global Awal 2024

Laporan terkini dari Canalys memperkirakan total 296,2 juta smartphone telah didistribusikan di dunia sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya