Teknologi Militer Cina Diduga Bisa Bikin Amerika Terseok-seok

Selasa, 20 Agustus 2019 14:49 WIB

Seorang pilot Korps Marinir mempersiapkan untuk pendaratan vertikal pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B di atas kapal induk serbu amfibi USS selama operasi mereka di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. Pesawat jet F-35B merupakan pesawat tempur buatan Lockheed Martin, perusahaan pesawat asal Amerika Serikat. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan ilmiah Pusat Studi Amerika Serikat di Universitas Sydney, Australia mengungkapkan jika pecah perang Cina - Amerika Serikat, maka teknologi canggih militer Cina bisa membuat Amerika Serikat terseok-seok mempertahankan sekutu-sekutunya.

Laporan itu dipublikasi pada Senin, 19 Agustus 2019, juga menyebut militer Amerika Serikat adalah sebuah kekuatan yang tidak berkembang yang saat ini dalam bahaya karena terlalu dieksploitasi dan kurang persiapan dalam menghadapi sebuah konfrontasi dengan Cina.

Jika laporan ilmiah ini benar adanya, maka penilaian ini memiliki implikasi yang luas bagi sekutu-sekutu Amerika Serikat seperti Australia, Taiwan dan Jepang yang bergantung pada jaminan keamanan Amerika Serikat.

Dikutip dari channelnewsasia.com, Selasa, 20 Agustus 2019, pemerintahan Presiden Donald Trump memiliki sejumlah kekhawatiran kalau Washington tidak akan bisa mempertahankan sekutu-sekutunya dalam menghadapi agresi Cina. Laporan ilmiah Universitas Sydney ini juga mengindikasikan kalau Amerika Serikat kemungkinan bakal terseok-seok, bahkan akan meminta bantuan jika memang diperlukan.

"Cina tumbuh dan semakin mampu menantang tatanan regional dengan kekuatan sebagai hasil dari investasi skala besar dalam sistem militer yang maju," tulis laporan ilmiah Pusat Studi Amerika Serikat di Universitas Sydney.

Advertising
Advertising

Di bawah kepemimpinan Presiden Cina, Xi Jinping, anggaran bidang pertahanan Cina dinaikkan sekitar 75 persen menjadi US$ 178 miliar atau sekitar Rp 2.500 triliun, kendati kuat dugaan jumlah uang yang digelontorkan lebih banyak dari angka tersebut.

Beijing telah menginvestasikan dana pada pengembangan sistem rudal balistik presisi dan sistem penangkal intervensi yang bisa mempersulit militer Amerika Serikat menjangkau area-area yang diperebutkan dengan cepat.

Laporan ilmiah Universitas Sydney itu juga menyebut hampir sebagian besar masyarakat Amerika Serikat, sekutu dan mitra-mitranya tempat pangkalan militernya di wilayah barat Pasifik kekurangan infrastruktur dan berada dalam sebuah ancaman besar. Kondisi ini bisa digunakan Beijing untuk menguasai teritorial Taiwan, kepulauan di Jepang atau Laut Cina Selatan sebelum pasukan militer Amerika Serikat tiba di sana.

Berita terkait

Wisata Hong Kong, Makau, dan Cina di Satu Kawasan Greater Bay Area

8 jam lalu

Wisata Hong Kong, Makau, dan Cina di Satu Kawasan Greater Bay Area

Wisatawan Indonesia bisa memasuki wilayah Cina daratan yang masuk kawasan Greater Bay Area lewat Hong Kong, ada kebijakan transit bebas visa.

Baca Selengkapnya

Cerita Mantan Panglima Militer Jamaah Islamiyah soal Kekuatan Tempur JI yang Kini Bubar

8 jam lalu

Cerita Mantan Panglima Militer Jamaah Islamiyah soal Kekuatan Tempur JI yang Kini Bubar

Khoirul Anam blak-blakan mulai dari pelatihan militer yang dijalani anggota Jamaah Islamiyah hingga kekuatan tempur mereka

Baca Selengkapnya

Blak-Blakan Eks Petinggi Jamaah Islamiyah: Militer JI Ikut Dibubarkan, Senjata Diserahkan

14 jam lalu

Blak-Blakan Eks Petinggi Jamaah Islamiyah: Militer JI Ikut Dibubarkan, Senjata Diserahkan

Ada konsekuensi yang harus dibayar setelah organisasi Jamaah islamiyah

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Bantuan Militer Senilai Rp6,7 T untuk Ukraina

1 hari lalu

Jerman Berikan Bantuan Militer Senilai Rp6,7 T untuk Ukraina

Jerman akan mengirimkan tambahan senjata senilai 400 juta euro atau sekitar sekitar Rp6,7 triliun kepada Ukraina

Baca Selengkapnya

Profil Delonix Group, Investor Cina yang jadi Perintis Investasi Asing di IKN

2 hari lalu

Profil Delonix Group, Investor Cina yang jadi Perintis Investasi Asing di IKN

Investor asal Cina, Delonix Group, kucurkan dana senilai Rp 500 miliar untuk pembangunan kawasan mixed up di IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investor Asal Cina Menanam Modal Rp500 M di IKN

2 hari lalu

Ini Alasan Investor Asal Cina Menanam Modal Rp500 M di IKN

Investor Cina membangun kawasan mixed use di IKN di atas lahan 24.200 meter persegi dengan investasi Rp500 miliar bernama Delonix Nusantara

Baca Selengkapnya

Investor Cina Tanam Modal Rp 500 Miliar di IKN untuk Bangun Hotel hingga Perkantoran

2 hari lalu

Investor Cina Tanam Modal Rp 500 Miliar di IKN untuk Bangun Hotel hingga Perkantoran

Investor Cina tanam modal Rp 500 miliar di IKN untuk bangun kawasan mixed-up, seperti hotel, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terbuka untuk Sambut Lebih Banyak Investasi dari Cina

3 hari lalu

Indonesia Terbuka untuk Sambut Lebih Banyak Investasi dari Cina

Menurut pemerintah saat ini Cina merupakan mitra dagang terbesar sekaligus sumber investasi terbesar kedua bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Delegasi Cina dan Turki Belajar Pengelolaan Air ke Perumdam TKR Kabupaten Tangerang

3 hari lalu

Delegasi Cina dan Turki Belajar Pengelolaan Air ke Perumdam TKR Kabupaten Tangerang

Kunjungan sebagai bentuk evaluasi serta bertukar pengetahuan dalam sektor pengelolaan air

Baca Selengkapnya

5 Investor yang Akan Groundbreaking di IKN Hari Ini: Cina, Australia, dan 3 Swasta Nasional

3 hari lalu

5 Investor yang Akan Groundbreaking di IKN Hari Ini: Cina, Australia, dan 3 Swasta Nasional

Presiden Jokowi hari ini, Rabu, 25 September 2024, akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek investasi asing di IKN

Baca Selengkapnya