Kabinet PM Mahathir Bahas Status Tinggal Zakir Naik di Malaysia

Rabu, 14 Agustus 2019 16:30 WIB

Penceramah asal India, Zakir Naik,menyampaikan orasi ilmiahnya di hadapan ribuan para peserta di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatanm, 10 April 2017. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Kabinet Malaysia akan membahas status Zakir Naik apakah diizinkan tinggal permanen atau diekstradisi ke India.

Zakir Naik, yang sudah tinggal di Malaysia tiga tahun, dikecam setelah komentar bahwa umat Hindu di negara Asia Tenggara memiliki "hak 100 kali lebih banyak" daripada minoritas Muslim di India dan bahwa mereka kadang-kadang lebih percaya pada pemerintah India daripada di Malaysia.

Di India Zakir Naik menghadapi tuduhan pencucian uang dan ujaran kebencian.

Dilaporkan Reuters, 14 Agustus 2019, Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia M. Kulasegaran mengatakan komentar Naik bisa bertujuan untuk menciptakan celah di negara multi-ras sehingga ia bisa memenangkan hati umat Islam.

Dia mengatakan Zakir Naik tidak pantas mendapatkan status sebagai penduduk tetap dan bahwa masalah itu akan dibahas oleh Kabinet, yang bertemu pada hari Rabu.

Advertising
Advertising

Zakir Naik, yang berulang kali menolak tuduhan terhadapnya di India, membantah tuduhan yang dibuat oleh Kulasegaran dan lainnya di Malaysia.

"Pujian saya kepada pemerintah Malaysia untuk perlakuan Islam dan adil terhadap minoritas Hindu sedang diputarbalikkan dan salah kutip untuk memenuhi keuntungan politik dan menciptakan keretakan komunal," katanya pada Rabu.

Kantor berita Malaysia, Bernama, mengutip Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan pada Selasa malam, bahwa Zakir Naik tidak dapat dikirim kembali ke India karena "takut akan dibunuh" di sana.

"Jika ada negara lain yang ingin memilikinya, mereka dipersilakan," katanya, menurut Bernama.

Penceramah asal India, Zakir Naik, menjawab pertanyaan sejumlah peserta di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatanm, 10 April 2017. Saat sesi tanya jawab sebanyak 7 peserta non muslim langsung diislamkan ditempat tersebut setelah mendengarkan ceramah Zakir Naik. TEMPO/Iqbal Lubis

Menteri Sumber Daya Alam dan Air Dr Xavier Jayakumar menekan PM Mahathir Mohamad untuk mendeportasi Zakir Naik.

"Jika kita terus mengabaikan pernyataan seperti itu dan membiarkannya melanjutkan tinggal di negara ini, saya khawatir hal ini akan mengarah pada preseden buruk serta potensi ras dan agama"

"Setelah mengemukakan masalah ini dengan rekan-rekan saya di Kabinet, pagi ini, saya bersama yang lainnya telah menyatakan sikap kami bahwa tindakan terhadapnya harus diambil dan bahwa Dr. (Zakir) Naik tidak boleh dibiarkan tetap di negara ini," kata Jayakumar, dikutip dari Malay Mail.

Asosiasi Patriot Nasional, sekelompok veteran militer dan polisi Malaysia, juga mengecam komentar Zakir Naik, mengatakan bahwa banyak etnis India di Malaysia telah bertugas di pasukan keamanan negara itu.

India melarang Islamic Research Foundation milik Zakir Naik pada akhir 2016, menuduhnya mendorong dan membantu para pengikutnya untuk mempromosikan perasaan permusuhan, kebencian atau niat buruk antara berbagai komunitas dan kelompok agama yang berbeda.

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

8 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

9 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

13 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

1 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

2 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya