Partai Komunis Cina Bangun Pengaruh di Singapura

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 20 Juli 2019 10:11 WIB

Bendera Nasional Cina [www.persecution.org]

TEMPO.CO, Singapura - Partai Komunis Cina lewat kebijak pemerintah Cina menggunakan organisasi budaya, asosiasi klan, asosiasi bisnis dan program pemuda untuk menyebarkan pengaruh di Singapura.

Lembaga riset asal Amerika Serikat, Jamestown Foundation, melansir hasil riset ini menunjukkan tujuan fundamental dari operasi pengaruh ini adalah untuk menyebarkan identitas Cina pada warga Singapura.

Peneliti Russell Hsiao mengatakan ini akan membantu untuk membuat Singapura semakin dekat dengan kepentingan Cina. Laporan ini berjudul “A Preliminary Survey of CCP Influence Operations in Singapore”.

“Upaya-upaya propaganda Partai Komunis Cina di Singapura ditujukan untuk mempromosikan narasi “Cina Raya” yang melibatkan semua etnis Cina tanpa memandang nasionalitas,” kata Hsiao, direktur eksekutif Global Taiwan Institute, menanggapi hasil riset itu seperti dilansir Straits Times pada Kamis, 18 Juli 2019.

Hsiao mengatakan hasil riset ini menunjukkan adanya upaya PKC untuk mempengaruhi etnis Cina di Singapura lewat hubungan marga dan asosiasi bisnis.

Advertising
Advertising

Peneliti Hsiao juga menulis artikel dengan tema serupa mengenai upaya PKC menyebarkan pengaruhnya di Jepang.

Menurut dia, 76.2 persen populasi Singapura yang berjumlah 5.8 juta merupakan etnis Cina. Tapi negara ini merupakan bangsa yang multirasial dan multikultural.

Menurut Hsiao, generasi tua warga Cina Singapura memiliki rasa ikatan yang lebih kuat terhadap Cina daratan. Upaya pendekatan PKC terhadap kelompok generasi ini adalah untuk membangun rasa kebanggaan etnis dan semangat nasionalisme Cina.

Banyak dari generasi sepuh ini merupakan anggota dari asosiasi marga atau klan. Ini menjadi saluran penting yang digunakan Cina darata untuk melakukan pendekatan. Pendekatan dilakukan lewat pertukaran budaya ke lokasi revolusi bersejarah, konser lagu-lagu komunis, dan kunjungan ke rumah nenek moyang di Cina.

Hsiao mengatakan upaya pertukaran ini didukung oleh kantor-kantor lokal yang dioperasikan oleh organisasi United Front Work Departemen, yang dikendalikan PKC.

Namun, generasi muda Cina Singapura merasa kurang tertarik dengan Cina daratan dan kurang tertarik bergabung dengan asosiasi marga atau klan.

PKC lalu mengubah pendekatan terhadap kelompok generasi muda dengan mempromosikan berbagai kesempatan ekonomi dan kedekatan kultural dengan Cina daratan.

Hsiao menyebut China Cultural Centre di Queen Street merupakan institusi untuk menciptakan identitas sama dengan Cina. Ini merupakan satu dari 20 pusat budaya yang dibangun Beijing secara global.

Peneliti ini juga mengatakan asosiasi bisnis di Singapura merupakan kelompok lobi paling kuat untuk mempromosikan kepentingan Cina.

Pemerintah Cina, lanjut Hsiao, bisa menggunakan saluran bisnis ini sebagai kekuatan terhadap pengusaha Cina Singapura untuk mempersulit mendapatkan kontak, perizinan, lisensi, dan pinjaman di Cina.

“Ini terutama terjadi di sektor properti, yang menjadi lahan investasi signifikan warga Singapura di Cina,” kata dia.

Dia mencontohkan besarnya pengaruh lobi asosiasi bisnis terhadap pemerintah Singapura terkait posisi agar pro-Cina.

Pertama adalah saat PM Lee Hsien Loong mengunjungi Taiwan secara diam-diam pada 2004 sebelum dilantik. Ini menimbulkan kemarahan besar Cina.

Kedua adalah saat sembilan kendaraan baja angkatan bersenjata Singapura disita di pelabuhan Hong Kong pada 2016. Kendaraan itu akan dibawa kembali ke Singapura seusai latihan militer di Taiwan. Kendaraan baja Terrex itu baru dikembalikan pada 2017 setelah sempat ditahan.

Hsiao menulis,”Reaksi keras Beijing terkait dukungan Singapura terhadap putusan mengenai Laut Cina Selatan merefleksikan keyakinan luas dan mendalam negara itu bahwa sebagai negara mayoritas etnis Cina maka Singapura seharusnya memahami dan mendukung posisi Cina.”

Menurut Hsiao Presiden Cina, Xi Jinping, membuat kebijakan yang mengaburkan batasan antara rakyat Cina dan warga Cina diaspora. Ini membuat propaganda semakin intensif da muncul legislasi baru yang terkait dengan diaspora Cina. Ini meningkatkan kekhawatiran di Singapura.

“Pemerintah Singapura memandang identitas sebagai isu eksistensial dan lebih cenderung menolak upaya-upaya PKC untuk memasuki area ini,” kata Hsiao soal upaya pemerintah Cina ini.

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

19 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Museum of Ice Cream Menghidupkan Kembali Jiwa Anak-anak dengan Ice Cream

1 hari lalu

Museum of Ice Cream Menghidupkan Kembali Jiwa Anak-anak dengan Ice Cream

Museum of Ice Cream bernuansa pink cerah sehingga memberikan sedikit warna dan kesenangan tersendiri bagi yang mengunjunginya.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

2 hari lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

2 hari lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, PM Baru Singapura yang Akan Memimpin dengan Caranya Sendiri

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, PM Baru Singapura yang Akan Memimpin dengan Caranya Sendiri

Lawrence Wong dilantik menjadi Perdana Menteri Singapura, Rabu, dan berjanji memimpin negara kota kaya itu dengan caranya sendiri

Baca Selengkapnya

Benih Lobster Senilai Rp 35 Miliar Dari Pelabuhan Ratu Hendak Diselundukan ke Singapura

3 hari lalu

Benih Lobster Senilai Rp 35 Miliar Dari Pelabuhan Ratu Hendak Diselundukan ke Singapura

Polisi menggagalkan upaya penyelundupan benih lobster senilai Rp 35 miliar ke Singapura itu saat transit di Pulau Bangka.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya