TEMPO Interaktif, Singapura:Polisi Singapura pada Sabtu (3/5) mendakwa seorang pria yang menolak perintah karantina di dalam rumah. Chua Hock Seng, 50 tahun, seorang penganggur ditangkap lantaran alarm di sebuah kedai kopi berbunyi tak lama setelah ia mendatangi tempat tersebut. Sejauh ini, di Singapura ada 3.000 orang yang dikarantina di rumah masing-masing minimum selama 10 hari. Mereka diobservasi pihak berwenang yang mengurusi masalah kesehatan karena diduga terinfeksi virus SARS, yang belum ada obat atau vaksinnya. Penahanan Chua--yang jelas-jelas bukan penderita SARS--membuktikan bahwa pemerintah Singapura tidak main-main dalam urusan karantina. Siapa pun yang melanggar dan terbukti bersalah, bakal dikenai denda dan hukuman penjara selama satu tahun. Tak kurang dari Perdana Menteri Goh Chok Tong, Jumat lalu, melontarkan kritik pedas kepada orang-orang "egois" karena dinilai menghambat kampanye anti-SARS. Ia menggambarkan perilaku Chuan sebagai "tindakan gila". "Tindakan egois dari seseorang bisa menghentikan kegiatan negara untuk beberapa hari. Jika hal ini berlangsung dalam jumlah yang besar, maka dapat menghentikan seluruh kegiatan ekonomi," kata Goh. Menurut catatan terakhir, SARS di Singapura telah menelan korban jiwa sebanyak 25 orang dan, setidaknya, ada 203 yang terinfeksi. Selain itu, SARS juga mengguncang perekonomian Singapura. Para kepala pemerintahan di berbagai negara terus dihantui SARS. Tak urung, Presiden Taiwan Chen Shui Bian sampai menunda kunjungannya ke empat negara gara-gara penyebaran SARS yang cepat di Taiwan. Sebagai pulau yang terisolasi, Taiwan tidak bisa berbuat banyak kecuali menunggu bantuan WHO untuk mengatasi penyakit ini. Salah seorang personel WHO di Beijing, Sabtu kemarin, mengatakan bahwa PBB sudah mengirim tim ke pulau itu setelah SARS merenggut tujuh orang Taiwan dari total kasus 102. "WHO bersedia mengirim ahli medis ke Taiwan untuk mengatasi wabah ini" kata Lin Chia Lung kepada pers. Pada kesempatan itu, Lin menegaskan bahwa masalah ini tidak ada hubungannya dengan Cina. Ketegangan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu memang tidak relevan untuk diungkit lagi. Semua negara harus bersatu melawan SARS. (AFP/PutriTempo News Room)
Berita terkait
Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India
12 menit lalu
Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India
Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.