Menlu Inggris Kritik Negara yang Ganggu Kebebasan Pers

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 11 Juli 2019 17:01 WIB

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland dan pengacara HAM Amal Clooney menghadiri konferensi pers tentang kebebasan media sebagai bagian dari pertemuan Menteri Luar Negeri G7 di Dinard, Prancis, 5 April 2019. REUTERS/Stephane Mahe

TEMPO.CO, London – Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, mengatakan negara-negara yang membatasi kebebasan pers harus membayar secara diplomatik.

Baca juga: Julian Assange: Pejuang Kebebasan Pers atau Musuh Negara

Hunt mengatakan ini menyusul memburuknya situasi kebebasan di Cina dan sejumlah negara lain.

Dia menuding pemerintah memperkejakan jutaan orang untuk mensensor konten, memproduksi unggahan palsu di sosial media, dan memanipulasi output online.

Advertising
Advertising

“Jika kita bertindak bersama, kita dapat menyoroti pelanggaran-pelanggaran itu dan mengenakan biaya diplomasi kepad mereka yang membahayakan jurnalis atau memenjarakan mereka karena melakukan pekerjaannya,” kata Hunt tanpa merinci tindakan yang akan diambil seperti dilansir Reuters pada Kamis, 11 Juli 2019.

Baca juga: 3 Indikator Kebebasan Pers dan Medali untuk Jokowi

Seperti diberitakan Cina mengumumkan kampanye baru pada Juni utuk membersihkan jaringan internetnya. Beijing telah menutup sekitar 10 ribu akun yang menyediakan konten berita dan dianggap sensasional, vulgar atau secara politik bermasalah.

Hunt, yang sedang bersaing untuk maju sebagai kandidat pengganti PM Theresa May, mengatakan negara-negara tidak boleh bersikap fatalisme dalam menyikapi serangan terhadap kebebasan media.

Dia menyebut kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, asal Arab Saudi, yang terjadi di kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki.

Baca juga: Rudiantara: Indonesia Contoh Bagus Kebebasan Pers di Dunia

Pernyataan senada disampaikan oleh pengacara HAM Amal Clooney, yang menjadi utusan khusus Inggris untuk kebebasan media.

Amal mengritik para pemimpin dunia karena tidak menyoroti kasus pembunuhan Jamal Kashoggi. Dia juga mengritik Presiden AS, Donald Trump, yang terkesan membela pemerintah Saudi.

“Hari ini, negara dari (bekas Presiden AS) James Madison memiliki pemimpin yang menyerang media, membuat semua jurnalis jujur di seluruh dunia menjadi rentan terhadap penganiayaan,” kata Amal.

Trump diketahui kerap menyerang media dan lawan politik di Twitter. Dia mengatakan bisa melewati berita buatan media massa dengan bicara langsung kepada publik lewat sosial media.

Baca juga: Kebebasan Pers di Indonesia Masih Terancam

Soal ini, Hunt mengatakan dia tidak setuju dengan pilihan kata Trump dalam menggambarkan jurnalis atau media. Selama ini, Trump kerap menyebut berita media yang tidak disukainya sebagai berita palsu atau “fake news”.

Hunt dan Amal menghadiri acar konferensi Kebebasan Media, yang disponsori pemerintah Inggris dan Kanada. Acara ini dihadiri perwakilan dari sekitar 100 negara.

Acara ini digelar untuk membela kebebasan pers dari pembatasan oleh pemerintah. Acara diskusi juga mendorong partisipan untuk mengembangkan legislasi yang mendukung kebebasan pers, meningkatkan keselamatan jurnalis dan melawan disinformasi.

Berita terkait

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

5 jam lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Soal RUU Penyiaran, Pakar Ilmu Komunikasi Unand Soroti Pasal-pasalya: Ancam Kemerdekaan Pers

19 jam lalu

Soal RUU Penyiaran, Pakar Ilmu Komunikasi Unand Soroti Pasal-pasalya: Ancam Kemerdekaan Pers

RUU Penyiaran mendapat respons pakar ilmu komunikasi Unand. "Pengekangan dan pelanggaran atas kemerdekaan pers," kata Dalmenda.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

1 hari lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Kritik RUU Penyiaran: Harus Ada Sensitivitas Kemerdekaan Pers

2 hari lalu

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Kritik RUU Penyiaran: Harus Ada Sensitivitas Kemerdekaan Pers

Menanggapi RUU Penyiaran inisiatif DPR tersebut, Amanda mengungkapkan terdapat beberapa pasal yang bertentangan dengan UU 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Baca Selengkapnya

Tolak RUU Penyiaran, Puluhan Jurnalis di Kota Malang Demo di DPRD

2 hari lalu

Tolak RUU Penyiaran, Puluhan Jurnalis di Kota Malang Demo di DPRD

Puluhan jurnalis di Kota Malang, Jawa Timur menggelar demo menolak RUU Penyiaran. Mereka menyebut itu mengekang kebebasan pers.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

2 hari lalu

Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

Pakar mengingatkan konsekuensi hukum dari RUU Penyiaran, yang dapat meningkatkan risiko kriminalisasi terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Draf Revisi UU Penyiaran Tuai Kritik, Komisi I DPR Buka Ruang Masukan dari Publik

2 hari lalu

Draf Revisi UU Penyiaran Tuai Kritik, Komisi I DPR Buka Ruang Masukan dari Publik

Komisi I DPR RI membuka ruang seluas-luasnya bagi masukan dari publik dalam pembahasan revisi UU Penyiaran

Baca Selengkapnya

Inilah Pasal-pasal di RUU Penyiaran yang Memicu Persoalan Kebebasan Pers

3 hari lalu

Inilah Pasal-pasal di RUU Penyiaran yang Memicu Persoalan Kebebasan Pers

Sejumlah pasal dalam draf Revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran atau RUU Penyiaran menuai polemik. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta RUU Penyiaran yang Menuai Polemik

3 hari lalu

Fakta-fakta RUU Penyiaran yang Menuai Polemik

RUU Penyiaran yang saat ini dalam proses harmonisasi di Baleg DPR RI tersebut dianggap dapat menghambat kebebasan pers di Indonesia. Sejauh mana?

Baca Selengkapnya