Gedung Putih dan Kemlu AS Akan Bahas Rencana Penambahan Pasukan

Kamis, 23 Mei 2019 21:00 WIB

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat sedang mempertimbangkan rencana pengiriman pasukan tambahan ke Timur Tengah. Sumber: AP/english.alarabiya.net

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) rencananya pada Kamis, 23 Mei 2019 waktu setempat, akan memaparkan ke Gedung Putih rencana pengiriman ribuan pasukan ke Timur Tengah. Pertemuan itu dilakukan di tengah ketegangan kawasan, dimana Washington berkeras ada ancaman nyata terhadap pasukan militer Amerika Serikat di sana.

Dikutip dari dw.com, sejumlah sumber mengatakan personil militer tambahan kemungkinan akan dikerahkan dalam kapasitas sebagai pertahanan. Kantor berita AP mewartakan, lebih dari 10 ribu pasukan militer tambahan sudah diminta. Sedangkan Reuters menulis 5 ribu pasukan militer tambahan yang diminta.

Baca juga:Presiden Iran Kembali Tolak Dialog dengan Amerika Serikat

Sumber yang tak mau dipublikasi identitasnya mengatakan pembicaraan antara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dengan Gedung Putih pada Kamis ini akan meliputi pengerahan sejumlah baterai rudal Patriot dan lebih banyak kapal-kapal perang ke Timur Tengah. Washington saat ini telah mengevakuasi sejumlah staf di Kedutaan Irak, sebuah negara yang bersebelahan dengan Iran.

Kendati Amerika Serikat hanya memberikan sedikit informasi soal ancaman yang mereka rasakan dari Iran, namun pengerahan rudal oleh sejumlah kapal kecil telah ditingkatkan. Melalui akun Twitter, Trump mengatakan jika Iran ingin berperang, negara itu bakal menghadapi akhir menjadi sebuah negara.

Advertising
Advertising

Baca juga: Inggris Minta Iran Tidak Remehkan Tekad Amerika

Komandan senior dari Garda Revolusi Iran Gholamali Rashid pada Rabu, 22 Mei 2019, mengatakan Amerika Serikat tidak akan berani melancarkan serangan ke Iran. Sebab kalangan muda Iran dan seluruh masyarakatnya mengobarkan semangat perlawanan.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat sedang mempertimbangkan permohonan pengiriman pasukan militer tambahan ke Timur Tengah menyusul naiknya ketegangan negara itu dengan Iran.

Dikutip dari english.alarabiya.net, Kamis, 23 Mei 2019, dua sumber di pemerintah Amerika Serikat pada Rabu, 22 Mei 2019 mengatakan permintaan pengiriman pasukan tambahan itu berasal dari komandan pusat Amerika Serikat. Namun masih belum dapat dipastikan apakah Pentagon akan menyetujui permintaan tersebut.

Pentagon biasanya menerima permintaan dari sejumlah komando untuk mengerahkan pasukan militer tambahan. Namun militer Amerika Serikat itu, juga berhak memberikan penolakan atas permintaan itu.

Berita terkait

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

8 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

1 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

2 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

4 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

5 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

5 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

5 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya