Buku Panduan Atasi Luka Ledakan pada Anak Korban Perang Dibuat

Jumat, 17 Mei 2019 18:30 WIB

Seorang wanita korban bom bunuh diri mendapatkan perawatan saat berada di rumah sakit di Qamishli, Suriah, 31 Desember 2015. Ledakan dua bom bunuh diri menerjang dua restoran dan menewaskan sejumlah orang dan puluhan luka-luka. REUTERS/Rodi Said

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah dokter dari Inggris dan tenaga kemanusiaan meluncurkan sebuah buku pedoman penyelamatan untuk membantu para petugas medis di Suriah dan daerah perang lainnya saat mengobati luka pada anak-anak yang disebabkan oleh ledakan.

Buku itu dibuat atas permintaan para dokter asal Suriah, dimana mereka tertatih dalam merawat anak-anak dengan luka parah yang belum pernah ditemui sebelumnya. Layanan kesehatan Suriah telah dibuat morat-marit oleh perang sipil yang sudah delapan tahun berkecamuk.

Baca juga: Anak Perempuan Ikon Perang Vietnam Terima Penghargaan dari Jerman

Lembaga bantuan Save the Children dalam laporannya pada Kamis, 16 Mei 2019, mengatakan hampir sepertiga luka yang dialami anak-anak di Suriah disebabkan ledakan, seperti bom bunuh diri, ranjau, serangan udara dan meriam.

Dalam laporan itu disebutkan pula pada 2017 setidaknya 5.322 anak-anak di Suriah, Yaman, Iraq, Afganistan dan Nigeria tewas atau cacat karena ledakan. Di sejumlah kasus, ada anak-anak yang terbunuh saat mereka mengambil meriam yang bentuknya kecil dan kadang berwarna-warni sehingga dikira tidak berbahaya.

Advertising
Advertising

Baca: Trump Salahkan Penasehatnya Arahkan AS Perang dengan Iran

Save the Children adalah salah satu oraganisasi yang membantu memproduksi buku tersebut. Rencananya, buku pedoman itu akan didistribusikan ke unit-unit darurat di wilayah barat laut Suriah dan akan juga dikirim ke Yaman, Afganistan dan Irak.

"Selama lebih dari delapan tahun kami telah melihat anak-anak sekarat di meja operasi karena mengalami luka yang sebenarnya bisa diobati. Tragis, sebenernya kematian ini bisa dicegah dengan pelatihan dasar," kata seorang dokter asal Suriah.

Bayi Karim kehilangan satu mata disebabkan perang di Ghouta, Suriah yang sangat mengerikan. [Anadolu/Twitter]

Menurut Save the Children, resiko anak meninggal karena bahan peledak lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Diperkirakan korbannya hampir tiga kali lipat dari orang dewasa di Suriah.

Save the Children mengungkapkan, tengkorak anak yang lebih tipis dan otot yang kurang berkembang menempatkan mereka pada risiko cedera otak dan kerusakan organ internal yang lebih besar. Pertimbangan masa depan juga harus diperhitungkan ketika hendak dilakukan amputasi karena bisa saja berdampak lebih buruk dan cacat seumur hidup.

Buku pedoman ini diproduksi oleh Pediatric Blast Injury Partnership (PBIP), koalisi dokter dan humanitarian Inggris yang berencana menerjemahkannya ke bahasa lain dan membuat versi software. Selama ini, sebagian besar ilmu pengetahuan tentang mengobati luka ledakan berdasarkan riset pada luka yang dialami tentara.

"Kami tahu tubuh anak-anak berbeda, Mereka bukan orang dewasa ditubuh yang kecil," kata anggota PBIP, Michael von Bertele yang juga mantan Kepala Layanan Medis Angkatan Inggris.

ALARABIYA | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

4 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

6 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

7 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

8 hari lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

10 hari lalu

Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

11 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya