Laksamana Amerika Ajak Patroli Laut Cina Selatan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 17 Mei 2019 18:45 WIB

Dua kapal induk kelas Nimitz milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS John C. Stennis (kiri) dan USS Ronald Reagan dari Armada 7 di perairan Filipina, 18 Juni 2016. Amerika Serikat menempatkan dua kapal induknya setelah suasana di Laut Cina Selatan memanas. Jake Greenberg/U.S. Navy via Getty Images

TEMPO.CO, Canberra - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan militer Australia dan Indonesia bisa memiliki kehadiran yang lebih besar di wilayah sengketa Laut Cina Selatan.

Baca:

Ini bisa dilakukan dengan melakukan operasi navigasi kebebasan seperti yang dilakukan AL Amerika secara rutin di kawasan maritim ini.

Laksamana John Richardson, yang merupakan kepala operasi AL Amerika, mengatakan setiap negara di Asia Tenggara harus menentukan sendiri respon terhadap langkah Cina. Ini karena Cina melakukan militerisasi di Laut Cina Selatan.

Advertising
Advertising

Baca:

“Saya kira setiap negara harus menilai situasi dan memiliki pendekatan sendiri. Tapi pada titik tertentu setiap AL dimaksudkan untuk bergerak dan hadir serta menyediakan opsi untuk pemimpin nasional mereka,” kata dia kepada Sydney Morning Herald dan Age pada Kamis, 16 Mei 2019.

Richardson melanjutkan,”Soal bagaimana mereka melakukannya, itu menjadi urusan kedaulatan nasional masing-masing.”

Menurut dia, Australia dan Indonesia merupakan pendukung tata kelola maritim berdasarkan aturan internasional.

Baca:

“Dimana kita melihat kesempatan untuk bekerja sama, berlatih bersama, hadir bersama, itu merupakan hal-hal yang kita terus cari dengan AL dari kedua negara,” kata dia.

Pernyataan Laksamana Richardson ini muncul setelah dia menyelesaikan kunjungan ke Jepang, India dan Singapura.

Pada pekan lalu, seperti dilansir Reuters, dua kapal AL AS melakukan operasi navigasi kebebasan dalam jarak 12 mil dari beberapa pulau yang diklaim Cina di Laut Cina Selatan. Ini memicu kemarahan Beijing.

Menurut Richardson operasi kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan mendapat sorotan yang berlebihan.

Baca:

“Operasi itu mendapatkan perhatian di media dan juga terkadang dari Cina daripada yang selayaknya, sejujurnya,” kata Richardson seperti dilansir Reuters.

Sejumlah pejabat AS telah mengisyaratkan keinginan kepada Canberra agar melakukan operasi navigasi dalam jarak 12 mil dekat pulau yang diklaim Cina. Namun, pemerintahan koalisi di Canberra masih enggan melakukannya di Laut Cina Selatan.

Berita terkait

Indonesia Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025, Atlet dari 70 Negara Bakal Jadi Peserta

1 jam lalu

Indonesia Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025, Atlet dari 70 Negara Bakal Jadi Peserta

Indonesia resmi ditunjuk Federation International Gymnastics (FIG) sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025. Menpora ingin olahraga ini populer.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

1 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

1 jam lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

11 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

22 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

22 jam lalu

Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

Indonesia mengusulkan pengurangan pembayaran untuk proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

23 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

23 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

1 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya