Kisah Orang Terkaya di Afrika Yakinkan Diri Punya Uang Rp 183,5 T
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Minggu, 7 April 2019 18:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Miliader Nigeria yang dijuluki orang terkaya di Afrika, Aliko Dangote menuturkan tentang pengalamannya untuk menyakinkan diri bahwa dia sungguh memiliki banyak uang.
Mengutip Africa News, Minggu, 7 April 2019, Dangote mengetahui dana miliknya lebih dari US$ 13 miliar atau setara dengan Rp 183, 5 triliun di bank. Namun dia tahu uang sebanyak itu hanya di atas kertas.
Baca: Survei: Harta 26 Orang Terkaya, Separuh Populasi Orang Miskin
Untuk menyakinkan diri, Dangote pergi ke bank untuk menarik uang tunai US $10 juta. Bank mengeluarkan uang tunai sesuai permintaannya. Uang itu dia bawa ke dalam mobil.
Sendirian dia menyetir mobil ke rumah. Setiba di rumah Dangote melihat uang itu dan ia pun percaya bahwa uang itu nyata.
"Saya melihatnya dan berpikir sekarang saya percaya saya punya uang dan membawanya kembali ke bank hari berikutnya," kata Dangote dalam satu forum 2019 Mo Ibrahim Foundation's Governance Week di Abidjan, Ivory Coast, pada hari Sabtu, 6 April 2019.
I Withdrew $10m Just To Look At It and convince myself that I was rich- Dangote pic.twitter.com/WdvMg9D7cC
— Uncle Suru (@unclexofficial) April 6, 2019
Mo Ibrahim, orang terkaya di Sudan, yang menjadi host kemudian bertanya kepada Dangote berapa banyak uang yang disimpan di dompetnya.
"Saya bahkan tidak punya uang satu dollar pun.Tidak ada uang di dompet saya. Uang itu untuk anda-anda, ketika anda punya uang, anda tidak membawa uang," kata Dangote tertawa.
Baca: Lima Fakta tentang Orang Terkaya Dunia
Taipan perusahaan manufaktur yang memiliki sejumlah jenis usaha mulai dari semen hingga tepung menuturkan di forum itu mengenai pengalaman hidupnya membangun bisnis hingga menjadi orang terkaya di Afrika.
Menurutnya, ada dua sektor menjanjikan bagi masa depan Afrika termasuk Nigeria, yakni agrikultur dan teknologi baru.Orang terkaya di Afrika ini tak lupa menyarankan kepada pengusaha muda Afrika untuk tidak cepat puas dengan kesuksesan pertama mereka.