Bahrain Dukung Australia Akui Yerusalem Barat Jadi Ibukota Israel
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Senin, 17 Desember 2018 09:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Bahrain, Khaild bin Ahmed al-Khalifa mendukung keputusan Australia yang mengakui Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel.
Pengakuan pemerintah Australia itu, menurut Khalid tidak akan berdampak pada masa depan negara Palestina yang akan beribukota di Yerusalem Timur.
Baca: Bahrain Dukung Israel Serang Iran
"Sikap Australia tidak berdampak pada legitimasi atas tuntutan Palestina, satu di antaranya tentang Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina, dan hal itu tidak bertentangan dengan Inisiatif Perdamaian Arab," kata Khalid melalui akun Twitter pada hari Sabtu, 15 Desember 2018, seperti dikutip dari Daily Sabah, 16 Desember 2018.
Pernyataan Khalid berseberangan dengan Liga Arab yang mengkritik posisi Australia mendukung Yerusalem Barat jadi ibukota Israel. Liga Arab menilai Australia secara terang-terangan bersikap bias terhadap pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel.
Baca: Saat Status Yerusalem Disoal Dunia, Bahrain Kunjungi Israel
Menurut laporan Daily Sabab, Bahrain merupakan sekutu Amerika Serikat dan bersikap lunak terhadap Israel.
Pernyataan Khalid mengenai sikap Australia dinilai menunjukkan keberpihakan Bahrain pada Israel. Indikasi lainnya terjadi beberapa waktu lalu saat Khalid mengatakan Israel berhak untuk membela diri terhadap Muslim Syiah Ira dengan menyalahkan Syiah memicu kerusuhan di Bahrain, negara Islam Sunni. Namun Iran membantah ikut campur dengan urusan dalam negeri Bahrain.
Baca: Arab Saudi Puji Israel Lebih Baik Daripada Negara Muslim, Kenapa?
Status Yerusalem, tempat suci bagi penganut agama Yahudi, Kristen, dan Muslim, merupakan salah satu hambatan terbesar dalam perjanjian damai antara Israel dan Palestina.
DAILY SABAH | REUTERS