Penculik 2 Nelayan WNI Minta Tebusan Rp 14 M, Kemenlu Bereaksi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 26 September 2018 07:31 WIB

Ilustrasi kapal nelayan. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI atau Kemenlu menanggapi dingin tuntutan kelompok garis keras yang menuntut uang tebusan RM 4 juta atau setara Rp 14,4 miliar untuk pembebasan dua nelayan WNI korban penculikan pada 11 September 2018. Kementerian Luar Negeri RI belum secara resmi mempublikasi nama dua nelayan itu, namun keduanya dipastikan berasal dari Sulawesi Barat, berusia 30 tahun-an.

"Semoga Kepolisian Sabah tidak hanya bisa meneruskan informasi permintaan tebusan dari penyandera, tapi juga membebaskan 2 WNI yang disandera dan diculik dari wilayah Sabah," Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, Rabu, 26 September 2018.

Baca: Kemenlu Siapkan Sistem Canggih Pendataan WNI di Luar Negeri

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, sedang beramah-tamah dengan para wartawan dalam acara buka puasa bersama, 26 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekarwati

Baca: Ungkap Penculikan Bocah Argentina, Indonesia Jadi Buah Bibir

Dua nelayan WNI yang diculik itu sedang bekerja di kapal Dwi Jaya I, sebuah kapal penangkap ikan berbendera Malaysia. Aksi penculikan terjadi sekitar pukul 01 dini hari pada 11 September 2018.

Advertising
Advertising

Dikutip dari thestar.com.my pada Rabu, 25 September 2018, penculik diduga kuat merupakan kelompok garis keras yang berasal dari Filipina. Kepala Kepolisian Sabah, Malaysia, Omar Mammah, mengatakan keluarga salah satu korban penculikan menerima telepon dari salah satu penculik pada 18 September 2018 pukul 10.24 malam. Dalam pembicaraan itu, penculik meminta uang tebusan RM 4 juta.

Omar mengatakan pihaknya telah mengantongi cukup banyak informasi dari para nelayan yang telah melihat perahu yang diduga milik para penculik. Penyidikan akan diintensifkan.

"Kami telah meningkatkan keamanan mulai dari Kudat hingga ke selatan Tawau. Sejauh ini, para penculik itu tidak menyebar ancaman," kata Omar.

Sekarang ini, Omar mengatakan Kepolisian Malaysia sedang mempelajari kemungkinan mencabut larangan penggunaan perahu motor seperti disarankan pemerintah negara bagian Parti Warisan Sabah beberapa bulan lalu demi menghindari bahaya penculikan. Dengan aturan ini, maka para nelayan masih bisa menggunakan perahu motor untuk mencari ikan di bibir pantai, tetapi tidak di laut terbuka.

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

1 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

2 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

3 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

5 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

7 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

8 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

8 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

8 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

10 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya