Tidak Islami, Pakistan Haramkan Perayaan Valentine

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Jumat, 9 Februari 2018 15:47 WIB

Pakistan Haramkan Perayaan Velintin

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Pakistan melarang acara dan liputan media, yang mempromosikan dan memberitakan setiap peristiwa pada hari itu. Kebijakan ini telah berlangsung selama dua tahun berturut-turut.

Regulator media Pakistan mengatakan saluran televisi dan stasiun radio dilarang keras menyiarkan program yang terkait dengan Hari Valentine, yang jatuh pada 14 Februari.

Baca: India Vs Pakistan: 5000 Bunker Dibangun di Perbatasan Kashmir

Advertising
Advertising

Otoritas Regulasi Media Elektronik Pakistan (PEMRA) mengumumkan larangan itu pada Rabu, 7 Februari 2018, sesuai dengan perintah dari Pengadilan Tinggi Islamabad, yang dikeluarkan tahun lalu.

Baca: Di Pakistan, Presiden Jokowi Lihat-lihat Kokpit Pesawat Tempur

"Tidak ada acara yang akan diselenggarakan secara resmi atau di tempat umum manapun," demikian pernyataan PEMRA, seperti dilansir Al Jazeera pada 8 Februari 2018.

Tahun lalu, Pengadilan Tinggi Islamabad mengumumkan larangan itu setelah muncul sebuah petisi oleh seorang penduduk yang mengatakan itu budaya yang diimpor dari Barat dan "melanggar ajaran Islam."

Hari Valentine, yang diberi nama menurut seorang suci Kristen yang tewas karena cinta, sebelumnya sering dirayakan di Pakistan, yang berpenduduk mayoritas Muslim. Para pebisnis ritel menawarkan penjualan bertema Valentine, restoran mengiklankan penawaran khusus untuk pasangan, dan toko bunga, yang mencatat penjualan yang meningkat.

Namun pada awal 2017, Abdul Waheed mengajukan kasus itu ke pengadilan karena berpendapat perayaan Hari Valentine menyebarkan "amoralitas, ketelanjangan dan ketidaksenonohan" di Pakistan.

Pada 13 Februari, sehari sebelum Hari Valentine tahun lalu, Hakim Shaukat Siddiqui mengeluarkan sebuah pengumuman yang mengikat yang memerintahkan pelarangan lengkap terhadap setiap program siaran yang terkait dengan Hari Valentine, serta pembatasan lainnya.

Kasus 2017 ini juga terjadi setelah Presiden Pakistan Mamnoon Hussain marah karena menganggap peringatan hari ini sebagai sebuah acara impor budaya Barat, yang mengancam nilai-nilai Pakistan.

"Hari Valentine tidak ada kaitannya dengan budaya kita dan ini harus dihindari," kata Hussain saat itu.

Selain Hari Valentine, Pakistan juga telah melarang budaya Barat lainnya yang diadopsi para pebisnis negara itu untuk kepentingan bisnis, termasuk Black Friday.

Langkah ini membuat banyak pengusaha Pakistan berebut untuk mengubah citra penjualan mereka, dengan beberapa menyatakan bahwa mereka memegang penjualan 'White Friday' atau 'Green Friday', dengan menggunakan warna yang dianggap lebih 'Islami' secara budaya.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

8 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

5 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

14 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

20 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

21 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

31 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

32 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

55 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

6 Maret 2024

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

5 Maret 2024

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya