Jepang Buat Drone Khusus untuk Bubarkan karyawan Gila Kerja

Jumat, 8 Desember 2017 16:18 WIB

Drone yang diterbangkan peserta pelatihan di sekolah pelatihan drone LTFY di Beijing, Cina, 2 Agustus 2017. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan teknologi terkenal di Jepang memperkenalkan cara membubarkan karyawan yang terus bekerja tanpa mengenal waktu, yakni menggunakan drone atau pesawat tanpa awak. Bagaimana ceritanya drone bisa membubarkan mereka agar pulang ke rumah atau menikmati hidup?

Taisei, NTT East dan Blue Innovation pada Kamis, 7 Desember 2017, meluncurkan drone yang disebut T-Frend. Drone itu akan melayang-layang di atas kepala para pekerja yang lembur. Sambil melayang-melayang di atas kepala karyawan, drone itu melantunkan alunan Auld Lang Syne, lagu Skotlandia yang biasanya digunakan di Jepang untuk mengumumkan toko segera tutup.

Baca: Spirit Bushido, Jam Kerja Panjang Bukan Segalanya

"Anda tidak bisa benar-benar bekerja saat Anda berpikir 'ini akan datang kapan saja sekarang' dan mendengar Auld Lang Syne bersamaan dengan dengungannya," kata Norihiro Kato, Direktur Taisei, seperti dikutip dari Russia Today, 8 Desember 2017.

Pesawat tak berawak itu juga dilengkapi dengan kamera yang secara otomatis akan menyimpan rekaman di kartu memori SD. Kato mengatakan, biaya untuk layanan ini belum ditetapkan secara resmi namun ditargetkan sekitar 500.000 yen atau setara Rp 59,6 juta sebulan.

T-Frend juga mempelajari kemungkinan membuat teknologi pengenal wajah sehingga drone dapat memberi tahu siapa yang ada di kantor selama berjam-jam atau apakah ada penyusup dan pencuri setelah jam kerja.

Baca: Drone Dianggap Ancaman, Jepang Bikin Pasukan Khusus Drone

Advertising
Advertising

Pemerintah Jepang telah mencoba mengubah budaya di mana bekerja berjam-jam dianggap sebagai bukti kesetiaan dan dedikasi.

Budaya kerja paksa Jepang yang intens dimulai pada periode pascaperang ketika Perdana Menteri Shigeru Yoshida meminta perusahaan untuk memberikan keamanan kerja seumur hidup kepada karyawan mereka sebagai imbalan atas kesetiaan dan dedikasi.

Meskipun hal ini telah mendorong perkembangan ekonomi Jepang dengan pesat, namun juga menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan bahkan mematikan karena para pekerja mendorong diri mereka dengan keras untuk membuktikan diri kepada atasan mereka.

Praktek itu terkadang berakhir pada gagal jantung, stroke atau bunuh diri. Kasus-kasus ini dikenal sebagai karoshi atau kematian karena kerja paksa. Pada Oktober lalu, jurnalis berusia 31 tahun bernama Miwa Sado meninggal pada tahun 2013 dan tewasnya disebut karoshi setelah dia bekerja lembur selama 159 jam lembur dalam satu bulan di kantor berita NHK.

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

43 menit lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

4 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

6 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

11 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

12 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

2 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya