Kantor HAM PBB: Militer Myanmar Sistematis Menyerang Rohingya

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Kamis, 12 Oktober 2017 18:49 WIB

Min Aung Hlaing dan Aung Suu Kyi. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan militer Myanmar secara brutal mengusir setengah juta warga etnis Rohingya dari negara bagian Rakhine utara.

Militer Myanmar melakukan ini dengan cara membakar rumah, tanaman panen dan desa mereka untuk mencegah etnis Rohingya kembali ke desanya.

Baca: Jenderal Ming: Rohingya Bukan Orang Myanmar, tapi Dibawa Inggris

Jyoti Sanghera, Kepala wilayah Asia Pasifik Kantor HAM PBB, meminta pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk menghentikan kekerasan militer ini.

Jyoti mengatakan dia merasa khawatir jika pengungsi warga Rohingya yang status kewarganegaraannya tidak diakui maka saat kembali dari Bangladesh akan mengalami pengasingan.

Baca: Pengungsi Rohingya Divaksin untuk Cegah Wabah Kolera

Advertising
Advertising

“Jika desa-desa (Rohingya) telah hancur total dan kemungkinan penghidupan telah hancur, yang kami takutkan adalah mereka akan dikurung atau ditahan di kamp-kamp (pengungsian),” kata Sanghera dalam pertemuan singkat dengan media, pada Rabu 11 Oktober kemarin.

Dalam sebuah laporan berdasarkan testimoni 65 warga Rohingya yang tiba di Bangladesh dalam sebulan terakhir, Kantor HAM PBB menyatakan “operasi pembersihan” telah dimulai sebelum kelompok milisi Penyelamatan Arakan Rohingya atau ARSA menyerang pos polisi Myanmar pada 25 Agustus.

Militer Myanmar melakukan pembunuhan, penyiksaan dan perkosaan terhadap anak-anak dan perempuan secara sistematis.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Zeid Ra’ad al-Hussein, mengatakan tindakan pemerintah Myanmar tampaknya merupakan “cara licik untuk memindahkan sejumlah besar orang secara paksa dalam tanpa adanya kemungkinan mereka untuk kembali.”

"Informasi yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa pasukan keamanan Myanmar sengaja menghancurkan harta milik orang-orang Rohingya, membakar tempat tinggal dan seluruh desa mereka di negara bagian Rakhine utara, tidak hanya untuk mengusir penduduk dalam jumlah banyak tetapi juga untuk mencegah korban Rohingya yang melarikan diri untuk kembali ke rumah mereka,” katanya dalam pernyataan itu.

Pejabat tinggi PBB ini menyatakan operasi militer Myanmar ini sangat terorganisir, terkoordinasi dan sistematik, dimulai dengan pria etnis Rohingya dibawah 40 tahun ditangkap sebulan sebelumnya untuk menciptakan iklim ketakutan dan intimidasi.

Setidaknya 520 ribu muslim Rohingya telah mengungsi untuk menyelamatkan diri dari Myanmar sejak 25 Agustus lalu. Saat itu militer Myanmar dan kelompok milisi garis keras Budha meluncurkan operasi, yang disebut pejabat PBB sebagai operasi pembersihan etnis.

Dalam kurun lima tahun terakhir lebih dari 800 ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk menghindari tindak kekerasan di Myanmar.

REUTERS | DWI NUR SANTI

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

7 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

16 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya