TEMPO.CO, Oslo - Seorang korban pemerkosaan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Paus Fransiskus, tim bersepeda wanita Afganistan, dan Donald Trump adalah beberapa individu yang dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2016 menjelang tanggal akhir pencalonan pada Senin.
Komite Nobel Norwegia yang beranggotakan lima anggota lazimnya menerima lebih dari 200 nominasi untuk hadiah bergengsi itu dan menyimpan rahasia calon selama 50 tahun. Anggota panel juga dapat membuat pencalonan mereka sendiri selama pertemuan penilaian pada 29 Februari mendatang.
Seorang anggota parlemen Norwegia Audun Lysbakken mencalonkan Nadia Murad, seorang Yazidi yang berhasil melarikan diri dari perbudakan seksual dan kini berperan sebagai juru bicara korban yang didera ISIS.
"Kami ingin hadiah Nobel Perdamaian ini dapat membangkitkan dunia untuk memerangi kekerasan seksual sebagai senjata perang," kata Lysbakken, pemimpin Partai Sosialis Kiri Norwegia dalam sebuah pernyataan.
Selain Lysbakken, Murad telah dinominasikan oleh ahli bedah Kongo, Denis Mukwege, yang secara sukarela merawat korban kekerasan seksual dalam perang sipil di negaranya.
Pada Desember, Murad mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bagaimana dia dan ribuan perempuan dan anak perempuan Yazidi lainnya diculik, disekap, dan diperkosa berulang kali setelah provinsi Irak Sinjar jatuh ke ISIS pada Agustus 2014. Dia melarikan diri setelah tiga bulan di penangkaran.
Nobel Laureate, Desmond Tutu, mendukung Paus Fransiskus karena kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan. Paus juga didukung oleh ekonom terkenal dunia, Herman Daly.
Tim bersepeda wanita Afganistan dinominasikan oleh 118 anggota parlemen Italia yang bertujuan mempromosikan cara transportasi paling demokratis untuk semua manusia.
Namun, untuk nominator terakhir, Donald Trump, tidak dijelaskan tentang siapa yang mengusung kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik tersebut untuk mendapatkan Nobel Perdamaian.
Pengamat Nobel, Kristian Berg Harpviken, yang juga merupakan Direktur Peace Research Institute of Oslo, mengatakan dia telah menerima salinan surat nominasi.
Seperti yang dikutip CBS News pada 3 Februari 2016, dalam surat tersebut terdapat nama Trump yang mengundang kecaman dari seluruh dunia untuk sumpahnya melarang muslim memasuki Amerika Serikat.
Dikatakan bahwa miliarder properti AS tersebut harus diberikan hadiah bergengsi untuk "ideologi perdamaiannya yang kuat, digunakan sebagai senjata pencegahan terhadap ancaman radikal Islam, ISIS, nuklir Iran, dan Komunis Cina".
CBS NEWS|YON DEMA