Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lima Hal yang Perlu Anda Tahu tentang COP21 di Paris

Editor

Anton Septian

image-gnews
Pendaki gunung melihat pemandangan Aletsch Glacier dari Jungfraufirn Glacier di Swiss, 28 Agustus 2015. Aletsch Glacier hampir lenyap karena perubahan iklim dan pemanasan global. REUTERS/Denis Balibouse
Pendaki gunung melihat pemandangan Aletsch Glacier dari Jungfraufirn Glacier di Swiss, 28 Agustus 2015. Aletsch Glacier hampir lenyap karena perubahan iklim dan pemanasan global. REUTERS/Denis Balibouse
Iklan

TEMPO.CO, London - Hari ini, Minggu, 29 November 2015 menandai berkumpulnya para pemimpin dunia di Paris untuk COP21, Konferensi Perubahan Iklim Paris 2015. Berikut adalah lima hal yang perlu Anda ketahui kenapa acara tersebut penting.

Apa itu COP21?
COP singkatan Conference of Parties, pertemuan tahunan yang menjadi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Total 195 negara tergabung dalam konferensi ini. Ini adalah pertemuan ke-21 (COP21), sejak pertama pada 1995 di Berlin.

Tujuan COP 21 adalah mengevaluasi kemajuan dalam menangani perubahan iklim dan menegosiasikan perjanjian dan menetapkan tujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan dampak utama perubahan iklim. Pertemuan sebelumnya, termasuk COP3 di Kyoto, Jepang menghasilkan Protokol Kyoto; COP11 menghasilkan Rencana Aksi Montreal; dan COP15 di Kopenhagen, Denmark, yang dianggap gagal karena tidak tercapainya perjanjian yang mengikat.

Apa tujuan COP21?
Tujuan COP21 Paris untuk mencapai kesepakatan yang mengikat secara hukum, dengan partisipasi semua bangsa, untuk menjaga pemanasan global di bawah apa di bawah ambang 2 derajat celcius seperti yang diprediksi para ilmuwan (mengacu pada peningkatan rata-rata suhu global sejak Revolusi Industri).

Hal itu tidak mudah dicapai karena setelah bumi mengalami peningkatan suhu 0,85 derajat celsius sejak 1880, menurut Pertemuan Antar-negara tentang Perubahan Iklim tahun 2014, banyak ilmuwan mengatakan gas rumah kaca sudah dipancarkan ke atmosfer mengunci kita di dalamnya. Oleh karena itu, perlu pengurangan emisi yang signifikan, terutama dari negara penghasil emisi terbesar seperti Amerika Serikat dan Cina, dan komitmen untuk pembangunan berkelanjutan dari semua negara.

Siapa saja yang akan berada di sana?
Dengan lebih dari 40.000 delegasi dari 195 negara di seluruh dunia,COP21 akan menjadi pertemuan besar. Bahkan, ini adalah konferensi terbesar yang pernah diselenggarakan di Perancis. Presiden Perancis, Francois Hollande akan menyambut banyak pemimpin besar dunia, termasuk Presiden AS Barack Obama, Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi, pemimpin tiga negara dengan emisi karbon terbesar.

Banyak pemimpin nasional akan hadir mengawali COP21. Diharapkan mereka memulai negosiasi dengan memanfaatkan momentum politik. Ini adalah perubahan dari COP15 di Kopenhagen, ketika kepala negara, termasuk Obama, datang dalam negosiasi di dua hari terakhir. Akibatnya waktu itu, negosiasi berjalan lambat dan pembicaraan terhenti sehingga delegasi terlihat frustrasi dan mengecewakan.

Belum jelas apakah Paus Francis akan menghadiri konferensi iklim Paris. Paus telah menjadi pemimpin yang sangat vokal sebagai aktivis iklim dan perang melawan perubahan iklim. Dalam ensiklik atau surat edaran kepausan, yang dirilis pada bulan Juni, secara jelas dapat dilihat sebagai panggilan untuk mendorong delegasi COP21 menghasilkan kesepakatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang diperlukan COP21 berhasil?
Tujuan COP21 sangat jelas: semua negara harus mengadopsi perjanjian yang mengikat secara hukum untuk mengurangi emisi karbon global dan menjaga pemanasan di bawah ambang batas 2 derajat. Kesepakatan apapun yang tidak disertai dengan penandatanganan perjanjian, seperti pertemuan di Kopenhagen 2009, akan dianggap gagal. Pembatasan dalam Protokol Kyoto akan habis pada tahun 2020. Jadi COP21 sangat penting bagi negara-negara COP21 meninggalkan Paris dengan kesepakatan baru yang akan dimulai 2020 sehingga memungkinkan perubahan jangka panjang.

Negosiasi di Paris tidak hanya fokus pada komitmen untuk mengurangi gas rumah kaca, tetapi juga aspek keuangannya. Pertemuan sebelumnya telah menetapkan komitmen negara-negara maju untuk membantu negara berkembang mengantisipasi perubahan iklim melalui pembangunan berkelanjutan, sebesar US$ 100 miliar per tahun mulai tahun 2020. Dari mana sumber uang yang menjadi titik negosiasi utama? Apa peran yang akan dimainkan kalangan bisnis? Menjawab pertanyaan masalah keuangan akan sangat penting untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan pertemuan di Paris.

Mengapa penting untuk saya?
Dengan asumsi Anda akan tinggal di bumi selama beberapa dekade mendatang, Anda akan terpengaruh perubahan iklim yang mengharuskan Anda peduli terhadap hasil konferensi iklim Paris karena akan menjadi bentuk respon internasional terhadap perubahan iklim buatan manusia.

Perubahan iklim menyebabkan gelombang panas lebih sering dan ekstrem, kekeringan, dan banjir bandang. Cuaca ekstrem, gletser mencair, dan lapisan es yang menambah tinggi permukaan air laut, akan terus dan mempengaruhi kehidupan ratusan juta penduduk pesisir di seluruh dunia. Efek lain seperti kelangkaan air dan perubahan suplai makanan juga akan hadir dan negara berkembang terdampak secara tidak proporsional.

Jadi, saat musim liburan di bulan Desember ini, luangkan waktu satu menit dari waktu Anda untuk mengawasi proses pertemuan di Paris sebab nasib dunia sedang dipertaruhkan.

CNN | ARKHELAUS W

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

PLTU Celukan Bawang. Facebook.com
Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.


Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking, di kota New York, 2016. Hawking dikenal sebagai penemu teori Big Bang dan Black Hole, dari bukunya The Biref History of Time. Getty Images/Bryan Bedder
Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.


Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris, di Taman Mawar Gedung Putih di Washington, AS, 1 Juni 2017. REUTERS/Joshua Roberts
Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.


Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Presiden Donald Trump berbicara selama reli di Kentucky Exposition Center, di Louisville, 20 Maret 2017. AP/John Minchillo
Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.


Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY
Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.


Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato dalam pertemuan KTT Perubahan Iklim (COP21), Paris, Prancis, 30 November 2015. dok. biro pers dan media istana
Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.


170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

Ratusan aktivis lingkungan mengatur tubuh mereka untuk membentuk tulisan pesan harapan di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, 6 Desember 2015. Aksi ini bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi Perubahan Iklim Dunia 2015 (COP21) terus di Le Bourget, Prancis. REUTERS/Benoit Tessier
170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.


Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Mantan Sekretaris Jenderal DPD RI, Siti Nurbaya Bakar. TEMPO/Subekti.
Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.


Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Presiden Joko Widodo disambut Presiden Prancis Franqois Hollande dalam Leader Event KTT Perubahan Iklim Paris 2015 (COP) 21, 30 November 2015. TEMPO/Agustina Widiarsi
Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.


Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

18 Desember 2015

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terakit pengumuman nama perusahaan pembakar lahan dan hutan di Jakarta, 18 September 2015. Siti Nurbaya mengatakan 20 perusahaan nasional juga tengah diselidiki aparat kepolisian. ANTARA/Muhammad Adimaja
Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.