TEMPO.CO, Jakarta - Kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, menyatakan insiden penembakan pesawat tempur Su-24 milik Rusia oleh pesawat F-16 Turki terjadi di Kota Bayirbucak, dekat perbatasan dengan Suriah.
Perang di udara di perbatasan Turki itu bukan terjadi kali ini saja. Beberapa kali angkatan udara Turki berhasil mengalahkan kecanggihan pesawat militer Rusia. Insiden Selasa, 24 November 2015, pun menambah panjang daftar konflik persenjataan buatan Amerika Serikat dengan buatan Rusia.
Angkatan bersenjata Turki, menurut Military Balance pada 2012, mempunyai lebih dari 200 unit pesawat F-16 Block C/D. Jumlah itu mendudukkan angkatan udara Turki sebagai pemakai F-16 terbesar setelah Amerika Serikat dan Israel. Turki Aerospace Industries juga sudah mampu memproduksi pesawat F-16 dengan mendapat lisensi dari Lockheed Martin.
Berikut ini beberapa insiden tersebut:
16 September 2013
Pesawat tempur buatan Amerika Serikat F-16 milik Turki menembak jatuh helikopter tempur buatan Rusia, Mi-17, yang dipakai angkatan udara Suriah. Roket pesawat F-16 terpaksa menembak jatuh Mi-17 karena sudah memasuki 2 kilometer wilayah Turki.
23 Maret 2014
Pesawat F-16 milik angkatan udara Turki menembak jatuh pesawat Mig-23 milik Suriah. Pesawat buatan Rusia itu jatuh setelah ditembak rudal AIM-9 Sidewinder dari F-16 Turki. Penembakan itu, menurut Perdana Menteri Turki Erdogan, terpaksa dilakukan. Erdogan, seperti dikutip BBC, menyatakan pesawat Suriah telah melanggar perbatasan Turki.
3 dan 4 Oktober 2015
Pesawat Sukhoi Rusia, SU-30 dan SU-24, menurut NATO, telah memasuki wilayah Hatay, Turki. Aksi pesawat tempur Rusia itu langsung dicegat dua pesawat F-16 milik angkatan udara Turki. Radar pesawat Turki buatan Amerika Serikat itu dalam beberapa saat berhasil mengunci pesawat Rusia. Kementerian Rusia beralasan, pesawatnya masuk wilayah Turki karena cuaca buruk.
Evan | PDAT Sumber Diolah theaviationist, BBC, Military Balance