TEMPO.CO, Jakarta - Pemesanan tiket penerbangan baru ke Paris, salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di dunia, menurun lebih dari 25 persen setelah serangan teror di Ibu Kota Prancis yang menewaskan 130 orang itu.
Pemesanan tiket penerbangan ke Paris dari pelanggan seluruh dunia tercatat 27 persen lebih rendah pada 14-21 November 2015 dibandingkan periode yang sama pada 2014, seperti dikutip dari data yang dirilis firma informasi biro perjalanan ForwardKeys.
Kepala ForwardKeys Olivier Jager menghubungkan penurunan pemesanan terutama disebabkan berkurangnya wisatawan, bukan para pelaku bisnis atau mereka yang datang untuk menemui keluarga dan teman.
"Periode pembatalan telah selesai, tapi tren pemesanan belum menunjukkan tanda-tanda akan pulih. Ini membutuhkan waktu berbulan-bulan," ujar Jager sebelum data diluncurkan, Selasa, 24 November 2015.
ForwardKeys melaporkan pemesanan untuk periode Natal juga lebih rendah 13 persen dari tahun lalu.
Sepekan seusai serangan pada 13 November 2015, pembatalan pesanan tiket tercatat 21 persen lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu, tapi beberapa hari belakangan tingkat pembatalan telah stabil di angka yang sama dengan 2014.
Sudah lama diketahui Prancis merupakan negara dengan pengunjung terbanyak di dunia, dan Paris menerima 32,2 juta pengunjung pada 2014.
Maskapai Air France juga mengalami pengurangan lalu lintas udara setelah serangan. Namun, perusahaan tersebut mengaku masih terlalu dini untuk menghitung kerugian.
Maskapai berbiaya rendah easyJet pada Selasa, 24 November 2015, mengatakan telah melihat adanya kestabilan permintaan penerbangan ke Prancis.
Menurut Jager, ForwarKeys sendiri memproses data dari 14 juta pesanan penerbangan per hari dari seluruh dunia.
ANTARA