TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Presiden Joko Widodo menilai kerja sama maritim penting sebagai prioritas baru dalam kerja sama KTT Asia Timur atau sering disingkat EAS (East Asia Summit).
“Kerja sama maritim sangat strategis karena sejalan dengan prakarsa Indonesia mengenai Poros Maritim Dunia dan memiliki dampak langsung terhadap stabilitas, keamanan, serta kemakmuran di kawasan," kata Jokowi melalui siaran pers yang diterima Tempo, Minggu, 22 November 2015.
Jokowi juga memberikan apresiasi kepada semua negara KTT Asia Timur atas dukungan yang diberikan bagi prakarsa Indonesia mengenai EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation yang akan disahkan pada KTT ini. “Statement EAS merupakan deklarasi politik yang menunjukkan komitmen negara peserta EAS untuk meningkatkan dialog dan kerja sama pada bidang maritim,” ujarnya.
Jokowi menuturkan pengesahan dokumen ini memerlukan tindak lanjut melalui kegiatan konkret. Untuk itu, dia mendorong pengembangan ekonomi maritim berkelanjutan, konektivitas kelautan, kerja sama antar-lembaga penelitian, dan mengatasi tantangan lintas batas.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengajak negara peserta KTT Asia Timur untuk memerangi Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Untuk itu, Jokowi mengusulkan perlunya dibentuk suatu instrumen hukum di kawasan guna memberantas IUU Fishing.
Selanjutnya Indonesia mendorong negara peserta KTT Asia Timur untuk bekerja sama secara konkret melawan ekstremisme dan radikalisme. Yakni dengan mendorong penguatan arsitektur regional yang mengedepankan sentralitas ASEAN. Indonesia, kata dia, mengedepankan pendekatan hukum sekaligus budaya dan kultur dalam memerangi terorisme.
Dengan penduduk muslim terbesar dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Jokowi mencontohkan, Islam, demokrasi, dan pluralisme dapat berjalan berdampingan di Indonesia.
Dalam kerja sama KTT Asia Timur, Indonesia memiliki visi memperkuat kerja sama penanganan illegal migration/irregular movement of persons dan mekanisme regional dalam penanggulangan bencana dan penyakit menular. Selain itu, mendukung dan ikut menjadi co-sponsor Statement of the 10th East Asia Summit on Enhancing Regional Health Security Relating to Communicable Diseases with Epidemic and Pandemic Potential prakarsa Republik Korea.
“Saya menyambut baik pengesahan Deklarasi Kuala Lumpur mengenai Peringatan 10 Tahun KTT Asia Timur,” ujar Jokowi.
Pertemuan KTT Asia Timur ini dihadiri Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak, Presiden Barack Obama, Presiden Republik Korea Park Geun-hye, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Republik Rakyat Cina Li Keqiang, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Perdana Menteri Selandia Baru John Key, Perdana Menteri India Narendra Modi, serta para kepala negara/kepala pemerintah ASEAN.
ALI HIDAYAT