TEMPO.CO, Paris -Hasna Aitboulahcen, gadis, 26 tahun yang diduga meledakkan diri di Paris, 18 November 2015, ternyata tidak bermaksud bunuh diri. Gadis yang suka memakai topi koboi ini ditemukan tewas di sebuah apartemen di Saint Denis, Paris, saat pasukan khusus melakukan pengepungan.
Sumber kepolisian seperti dikutip lama Dailymail, 21 November 2015, menyebutkan Hasna diyakini tewas karena rekannya memicu bom ketika pasukan berusahan menyerbu.
Bom dari rekannya ini yang membuat Hasna tewas karena kemungkinan memicu ledakan bom yang berada pada rompinya.
Sebelumnya Hasna tewas, ia mungkin buat mengecoh, sempat meminta tolong pasukan khusus. "Tolong! Tolong saya!" teriak perempuan itu . Polisi kemudian berteriak dua kali, "Mana pacarmu?" Tiap kali ditanya, ia menjawab putus asa, "Dia bukan pacarku."
Stephane Colas, 41, seorang saksi mata seperti dimuat dalam laman Telegraph mengatakan, saat itu sempat terjadi tembak-menembak antara pasukan yang mengempungnya dengan wanita dan orang-orang di lantai 3 itu.
Hasna Aitboulahcen (DAILYMAIL)
Hasna dijuluki cowgirl karena sehari-hari sering menggunakan topi koboi. “Dia tidak benar-benar terlihat seperti seorang pembom bunuh diri," ujar orang yang mengenalnya. Keluarga Aitboulahcen tiba di Prancis pada 1973 dan menetap di wilayah Paris. Adapun Hasna lahir pada 1989, di pinggiran kota Clichy-la-Garenne.
Flat di mana Aitboulahcen meninggal dengan dua rekan-teroris bersembunyi, menurut La Monde, diketahui berkat bantuan intelejen Maroko. Ayah Hasna, 75 tahun, meninggalkan Creutzwald dan pindah kembali ke Maroko enam bulan yang lalu,.
TELEGRAPH| DAILYMAIL | DS