TEMPO.CO, PARIS - Serangan teroris yang menewaskan ratusan warga Paris, Prancis Jumat 13 November 2015 lalu tak ayal meninggalkan luka mendalam bagi seluruh rakyat Prancis. Selain menghimbau pengibaran bendera setengah tiang hingga Selasa, Presiden Prancis Francois Hollande meminta seluruh masyarakat Prancis untuk mengheningkan cipta selama satu menit, esok hari waktu setempat.
Ritual duka yang disebut “La Minute de Silence" tersebut akan serentak dilakukan pada pukul 12.00 di seluruh negeri. “Hal ini dideklarasikan oleh presiden (Hollande),” seperti yang dilansir Le Figaro, Minggu, 15 November 2015. “La Minute de Silence” pertama kali digelar di Prancis pada 11 November 1919 untuk memperingati perang dunia pertama yang selesai setahun sebelumnya.
SIMAK: TEROR PARIS: Terungkap, Inilah Mostefai, Si Penebar Maut Itu
Pada saat mengheningkan cipta nanti, seluruh jantung kegiatan masyarakat akan berhenti. Layanan publik seperti transportasi masal dan perbankan, tak terkecuali, akan berhenti beroperasi untuk sesaat.
Sepanjang tahun 2015, ini adalah yang kali kedua, Prancis menggelar “La Minute de Silence". Seperti yang diketahui, Prancis dikejutkan aksi heroik terorisme yang membabi buta menembaki kantor majalah satir Charlie Hebdo dan penembakan anggota polisi wanita Paris keesokan harinya pada awal Januari lalu.
SIMAK: TEROR PARIS: Menit-menit Dramatis Saat Teroris Menebar Horor
Di Eropa sendiri mengheningkan cipta secara nasional merupakan hal yang umum. Di Inggris, “La Minute de Silence” berdurasi dua menit untuk menghormati para korban tewas dan korban selamat. Sedangkan, Amerika Serikat pernah menggelar mengheningkan cipta selama tiga menit untuk memperingati runtuhnya World Trade Center pada 14 September 2001 silam.
LE FIGARO | ANDI RUSLI