TEMPO.CO, Damaskus - Di tengah konflik yang terus berlangsung di Suriah, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus kembali memulangkan 23 tenaga kerja wanita asal Indonesia, Kamis, 5 November 2015. Ke-23 TKW itu dipulangkan langsung melalui Bandara Internasional Damaskus.
"Para TKW yang dipulangkan tersebut telah berhasil diperjuangkan dan diselesaikan segala permasalahan dan hak-haknya dengan majikan," kata Pejabat Protokol Konsuler sekaligus Pejabat Penerangan Sosial Budaya, Adkhilni Mudkhola Sidqi, dalam rilis yang diterima Tempo.
Sebagian besar TKW yang dipulangkan berasal dari Jawa Barat, yakni 15 orang, dan Banten 5 orang.
Sejak perang saudara berkecamuk di Suriah pada 2011, hingga kini KBRI Damaskus telah memulangkan 12.871 WNI.
Di penampungan sementara, masih terdapat 42 TKW lagi yang sedang diperjuangkan hak-haknya. Jumlah itu akan terus bertambah karena masih banyak yang datang ke shelter KBRI Damaskus.
Untuk memastikan semua proses berlangsung lancar, terutama saat menghadapi pengecekan imigrasi di berbagai titik transit, pemulangan WNI tahap ke-266 tersebut dikawal pejabat KBRI, Rudy Syafrudin.
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, mereka akan diserahterimakan ke Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kementerian Luar Negeri, serta BNP2TKI untuk diantar kepulangannya ke daerah masing-masing.
Duta Besar RI di Damaskus, Djoko Harjanto, mengatakan program repatriasi WNI dari Suriah belum selesai. Sejak September 2011, terlebih kondisi keamanan di Suriah yang semakin buruk, pemerintah RI telah menghentikan atau melarang pengiriman TKW ke Suriah.
Pemerintah RI juga telah menetapkan bahwa TKW/PLRT yang masuk setelah masa penghentian sejak September 2011 ke Suriah merupakan korban perdagangan orang (Tindak Pidana Perdagangan Orang/TPPO).
Program repatriasi Suriah sudah memasuki tahun kelima, tapi masih menghadapi masalah rutin. Jadi, diperlukan penanganan yang lebih serius dan pembicaraan tingkat tinggi antara Indonesia dan Suriah.
"Maka dari itu, kami juga mengharapkan dukungan pemerintah daerah pada isu human trafficking ini karena di daerah merupakan pintu pertama perdagangan manusia untuk dikirim ke negara konflik, seperti Suriah," kata Sidqi.
Sebelumnya, dalam Rakornas Perlindungan WNI pada 20-23 Oktober 2015 di Jakarta, KBRI Damaskus berhasil memborong Hassan Wirajuda Award untuk kategori Mitra Kerja Perwakilan RI, yang terdiri atas penghargaan bagi Muhammad Abdul Qadir Akraa (pengacara retainer KBRI Damaskus) dan Tim Percepatan Repatriasi WNI Suriah.
NATALIA SANTI