TEMPO.CO, Damaskus - Pemerintah Suriah tetap melanjutkan gempuran udara di pinggiran Damaskus meskipun kelompok oposisi Jaish al-Islam menggunakan puluhan tahanan dari sekte alawite Presiden Bashar al-Assad sebagai tameng manusia.
Sebuah video diunggah secara online oleh Shaam News Network, media kelompok oposisi, menunjukkan sejumlah tahanan dikerangkeng dalam kandang besi berada di truk bak terbuka melintas di daerah yang mereka kuasai Douma dan Ghouta Timur.
Berbicara kepada Al Jazeera, beberapa penduduk lokal membenarkan bahwa Jaish al-Islam -kelompok oposisi bersenjata anti-Assad, secara berkala memindahkan para tahanan itu ke lantai atap rumah untuk dijadikan tameng serangan udara pasukan pemerintah.
Mereka mengatakan, sebanyak 250 warga sipil, termasuk 50 anak-anak serta 20 perempuan, tewas oleh gempuran pasukan pemerintah dalam berbagai serangan dalam waktu tiga hari.
Muhammad al-Abdullah, seorang fotografer tinggal di Douma, menerangkan, serangan udara pasukan pemerintah berlanjut tanpa henti. "Hari ini serangan itu dimulai di pagi hari dan tidak berhenti hingga petang," ucapnya kepada Al Jazeera melalui telepon.
Organisasi hak asasi manusia berbasi di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, yang memiliki jaringan dengan aktivis lokal, juga melaporkan bahwa kelompok oposisi telah menempatkan kandang manusia itu di atap sejumlah gedung di pinggiran Damasus dengan tujuan untuk mengurangi serangan udara dan roket terhadap warga sipil.
Observatiry membenarkan, pasukan pemerintah meluncurkan sedikitnya enam misil di pinggiran Damaskus pada Selasa, 3 November 2015.
Baraa, seorang jurnalis lokal yang tak bersedia menyebutkan nama belakangnya, mengatakan, para tahanan yang terdiri dari kaum pria dan wanita, memiliki hubungan keluarga dengan para pejabat angkatan bersenjata Suriah.
"Kaum pria dan wanita itu dimasukkan ke dalam kerangkeng besi selama perang di Ghouta dan Adra. Mereka di tempatkan dalam kandang besi selanjutnya dibawa ke pusat Kota Douma," ucapnya kepada Al Jazeera. "Saya di sana dan menyaksikan pejuang oposisi menempatkannya di dalam kandang besi," tuturnya seraya menambahkan, para tahanan itu terdiri dari anak-anak.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN