Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pascaledakan Bom Ankara, Turki Bakal Terguncang

image-gnews
Pengunjuk rasa kiri Turki membuat barikade api saat bentrokan dengan polisi ketika melakukan protes terhadap serangan bom di Ankara pada sabtu lalu di Istanbul, 12 Oktober 2015. Bom pada Sabtu lalu menewaskan setidaknya 97 orang. AP/Cagdas Erdogan
Pengunjuk rasa kiri Turki membuat barikade api saat bentrokan dengan polisi ketika melakukan protes terhadap serangan bom di Ankara pada sabtu lalu di Istanbul, 12 Oktober 2015. Bom pada Sabtu lalu menewaskan setidaknya 97 orang. AP/Cagdas Erdogan
Iklan

TEMPO.CO, Ankara - Ledakan bom bunuh diri bersamaan dengan unjuk rasa damai di Ibu Kota Ankar pada Sabtu, 10 Oktober 2015, bakal mengguncang situasi politik menjelang Turki menggelar pemilihan umum 1 November 2015. Aksi mematikan sedikitnya 97 orang itu memunculkan ketakutan warga Turki.

Ledakan bom paling berdarah di Turki tersebut mengakibatkan terjadi polarisasi di negeri itu di tengah upaya Presiden Recep Tayyip Erdogan mencoba meraih kemenangan mayoritas di parlemen.

"Kita sekarang ini berhadapan dengan persoalan yang belum terpetakan dalam kekerasan di Turki," tulis Omer Taspinar dari Brookings Institution di Today's Zaman, sebuah surat kabar oposisi. "Kita juga berhadapan dengan polarisasi di negara ini."

Turki telah menderita akibat didera berbagai kekerasan sejak Juli 2015 ketika sebuah bom bunuh diri melumat nyawa 33 warga Turki dan aktivis Kurdi di dekat sebuah kota perbatasan dengan Suriah menyusul berakhirnya gencatan senjata Turki-Kurdi. Pemberontak Kurdi menyalahkan pemerintah, sejak itu kekerasan berlanjut menyebabkan ratusan orang meninggal.

Serangan mematikan juga menyasar jantung ibu kota -jauh dari pusat konflik berdarah di daerah perbatasan sebelah selatan Turki. Insiden ini menimbulkan ketakutan di seluruh wilayah Turki.

Para pengamat mengatakan, serangan bom hanya membuat hasil pemilihan parlemem kurang meyakinkan. Artinya, stabilitas pemerintahan akan tergantung  kepada kemampuan partai politik  membentuk koalisi dan bekerja sama. Namun hal itu sulit terwujud sebab situasi di Turki terlanjur terpolarisasi.

Penentang pemerintah, termasuk kelompok pro-Partai Kurdi  yang anggotanya turut unjuk rasa, menuding pemerintah dan Erdogan bertanggung jawab atas ledakan bom mematikan sedikitnya 97 orang dan melukai ratusan orang di Ankara, Sabtu, 10 Oktober 2015. Sementara itu, unjuk rasa yang berlangsung kemarin, Senin, 12 Oktober 2015, ratusan demonstan serempak meneriakkan slogan "Negara pembunuh akan dimintai pertanggungjawaban!"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perdana Menteri Ahmet Davutoglu menolak dituduh sebagai "orang paling berbahaya" atau "pengecut." Dia juga menampik anggapan bahwa ledakan bom itu sebagai respon atas keterlibatan Turki dalam perang di Suriah atau pemerintah menyeret negara ke dalam rawa Timur Tengah.

"Serangana bom ini tidak akan mengubah Turki menjadi Suriah," ucap Davutoglu.

Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom pada Sabtu, 10 Oktober 2015, tetapi Davutoglu mengatakan tim investigasi berhasil mengidentifikasi salah satu dari dua pelaku bom bunuh diri.

Dia menerangkan, kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah prioritas nomor 1 dalam investigasi namun dia tidak mengesampingkan kemungkinan Partai Pekerja Kurdi berada di balik ledakan bom tersebut.

PHILLY.COM | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

26 Oktober 2017

Meral Aksener. REUTERS
Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.


Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

4 Agustus 2017

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato dengan latar belakang monumen peringatan korban kudeta militer di Ankara, Turki, 16 Juli 2017. Ratusan ribu warga menghadiri peringatan kudeta militer yang terjadi pada 15 Juli 2016. AP
Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.


Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

18 Juli 2017

Pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkumpul di luar Istana Kepresidenan, saat peringatan gagalnya kudeta di Ankara, Turki, 16 Juli 2017. Turki memperingati gagalnya kudeta militer setahun lalu. AP
Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya


Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

7 Juli 2017

Idil Eser. amnesty.org
Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen


Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

7 Juli 2017

Presiden Jokowi (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum berangkat untuk kunjungan kenegaraan ke Turki dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 5 Juli 2017. Lawatan ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Jakarta pada 2015. TEMPO/Subekti.
Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.


Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

19 Juni 2017

Pasukan khusus Turki menangkap 11 buronan yang terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada bulan lalu, di provinsi Mugla, Turki, 1 Agustus 2016. REUTERS/Kenan Gurbuz
Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.


Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

16 Juni 2017

Pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan, memukuli pengunjuk rasa anti-Erdogan di depan kedubes Turki di Washington, 17 Mei 2017. presstv.ir
Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.


Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

16 Juni 2017

Pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan, memukuli pengunjuk rasa anti-Erdogan di depan kedubes Turki di Washington, 17 Mei 2017. presstv.ir
Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington


Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

3 Juni 2017

Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pidato selama reli pendukung sehari setelah referendum, di luar Istana Kepresidenan, di Ankara, Turki, 17 April 2017. AP/Burhan Ozbilici
Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.


Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

2 Juni 2017

Islamic Centre Turki dibuka di Filipina. Aa.com.tr
Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.