TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama secara pribadi menyampaikan permintaan maaf kepada para relawan Dokter Lintas Batas pada Rabu, 7 Oktober 2015, setelah mereka dihantam bom ketika bekerja di rumah sakit lapangan di Kunduz, Afganistan.
Sebelumnya, lima hari setelah sebuah jet tempur AS, American AC-130, menghancurkan fasilitas kesehatan, Obama menyampaikan rasa penyesalannya melalui telepon di Gedung Oval untuk memenuhi rasa puas para pemimpin kelompok Dokter Lintas Batas. Menurut sejumlah laporan, "Mereka bisa menerima permohonan maaf Obama."
Presiden Internasional Dokter Lintas Batas Joanne Liu berkali-kali menyatakan dia menginginkan ada sebuah tim independen untuk melakukan investigasi yang dipimpin International Humanitarian Fact-Finding Commission. Investigasi ini untuk mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi di Kunduz dan bagaimana peristiwa itu berlangsung.
Dari dalam Gedung Putih diperoleh laporan bahwa Presiden Obama meminta agar peristiwa di Kunduz segera diinvestigasi. Dia juga memerintahkan Kementerian Pertahanan memberikan laporan transparan soal penembakan tersebut.
Presiden Obama pun secara langsung menyampaikan permohonan maaf kepada para korban atas aksi militer AS. Hal itu jarang sekali dilakukan Obama. Pada 2012, Obama menulis permintaan maaf dalam sebuah surat kepada Presiden Afganistan Hamid Karzai setelah beberapa eksemplar Al-Quran dibakar tentara AS. Aksi tentara ini menimbulkan kekerasan nasional.
Pada 2004, Presiden George Bush juga meminta maaf atas perlakuan terhadap tahanan Irak di penjara militer Abu Ghraib. Bush mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa dia meminta maaf atas penghinaan kemanusiaan tersebut.
NYT | CHOIRUL AMINUDDIN