TEMPO.CO, Dubai - Kementerian Kesehatan Arab Saudi menolak tudingan bahwa tragedi Mina pada hari pertama Idul Adha, Kamis, 24 September 2015, disebabkan oleh gas beracun.
"Tudingan itu tidak berdasar dan tak memiliki kredibilitas ilmiah," ucap Faysal Al Zahrani, juru bicara Kementerian, kepada surat kabar Al Watan, Rabu, 30 September 2015. "Demikian juga adanya anggapan bahwa ada bom gas, bagaimana mungkin itu terjadi sementara pasukan keamanan dan masyarakat di dekat para jemaah selamat?"
Dia melanjutkan, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit oleh tim penyelamat Bulan Sabit Merah dan paramedis. Mereka didiagnosis meninggal akibat sesak napas dan patah tulang karena berdesakan. "Sengatan matahari yang begitu kuat juga menjadi pemicunya."
Sebelumnya, seorang dokter yang bekerja di Arab Saudi mengatakan bahwa gas beracun sebagai penyebab kematian korban Mina. Perkataan dokter ini berkembang luas di media sosial dan membuat gusar Kementerian Kesehatan.
Dokter yang tak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan, kesimpulan yang disampaikan itu setelah melihat sejumlah mayat dan berbicara dengan korban lainnya. Dia meyakini bahwa kehilangan kesadaran dan ingatan pasien di Mina disebabkan oleh gas. Namun, dia tidak menyebutkan jenis gas yang meracuni korban.
Baca Juga:
GULFNEWS | CHOIRUL AMINUDDIN
Video Terkait: