TEMPO.CO, Damaskus - Sedikitnya 38 militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tewas setelah basis pertahanan mereka mendapatkan gempuran udara dari jet tempur pasukan pemerintah Suriah selama lebih dari 24 jam.
Menurut keterangan Direktur Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdelrahman kepada Al Jazeera, Selasa, 22 September 2015, serangan itu menghantam Palmyra dan dua kota lainnya di Provinsi Hom pada Senin, 21 September 2015.
Dia menerangkan, angkatan udara Suriah meningkatkan serangan terhadap ISIS dalam beberapa hari ini setelah menerima persenjataan dari Rusia. "Jumlah serangan meningkat dan lebih tepat sasaran setelah angkatan udara Suriah menerima senjata dan jet tempur canggih dari Moskow," ucap Abdelrahman.
Sementara itu, beberapa foto satelit yang diambil pada pertengahan September dan diterima oleh IHS Jane's menunjukkan pasukan Rusia sedang membangun dua fasilitas militer dekat pantai Mediterania, Suriah. "Rusia membangun fasilitas militer di sana," kata Robert Munks, editor IHS Jane's Intelligence Review, Selasa, 22 September 2015.
Musk mengatakan, sejumlah informasi rahasia menyebutkan bahwa di kawasan tersebut sedang dibangun pula sebuah gudang senjata dan pangkalan militer di Latakia utara. Pembangunan fasilitas militer ini mendapatkan arahan dari Rusia guna pengerahan pasukan kedua negara.
Rusia secara dramatis telah meningkatkan jumlah pasukannya di pangkalan angkatan udara Latakia selatan, kawasan yang menjadi benteng pertahanan Presiden Bashar al-Assad, sekaligus dijadikan pusat penempatan jet dan helikopter tempur serta sejumlah tank.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
Video Terkait: