Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Capres Ben Carson: Muslim Tak Cocok Jadi Presiden AS  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Dr. Ben Carson Sr. (kiri)  menerima penghargan ROBIE Lifetime dari aktor actor James Pickens, Jr. di New York.  Foto: AFP/Stan Honda
Dr. Ben Carson Sr. (kiri) menerima penghargan ROBIE Lifetime dari aktor actor James Pickens, Jr. di New York. Foto: AFP/Stan Honda
Iklan

TEMPO.COWashington - Isu agama marak disebut-sebut dalam debat calon presiden Amerika Serikat.

Dalam sebuah acara televisi, Ahad,  kandidat calon presiden (capres) dari Partai Republik Ben Carson menyebut umat Islam tidak layak dan cocok untuk menjadi presiden Amerika Serikat, dengan alasan iman mereka tidak konsisten dengan prinsip-prinsip Amerika.

"Saya tidak akan menganjurkan bahwa kita menempatkan Muslim bertanggung jawab atas bangsa ini. Saya benar-benar tidak setuju dengan itu," kata Carson kepada NBC di acara "Meet the Press", sebagaimana dikutip dari Reuters, 21 September 2015.

Pernyataan Carson disampaikan setelah sebelumnya Donald Trump, kandidat presiden lainnya, menolak untuk menanggapi komentar-komentar anti-Muslim yang diusung para pendukungnya pada Jumat pekan lalu.

Carson, yang beragama Kristen mengatakan gagasan dia berasal dari Alkitab. Menurutnya,  iman presiden AS harus "konsisten dengan Konstitusi."

Ketika ditanya apakah ia tidak pernah berpikir  bahwa Islam cocok dengan prinsip itu, pensiunan ahli bedah saraf menegaskan, "Tidak, saya tidak mendapatinya."

Sementara itu, sebagaimana dilaporkan Reuters, Kelompok hak-hak asasi Muslim terbesar di Amerika mengutuk Carson atas pernyataannya, menuntut harus mendiskualifikasi dia dari kontes presiden karena Konstitusi AS tidak melakukan tes agama untuk seseorang yang ingin memegang jabatan publik.

"Ini di luar batas dan dia harus mundur," kata juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam Ibrahim Hooper.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perwakilan Demokrat Minnesota Keith Ellison, yang menjadi orang pertama Muslim terpilih sebagai anggota Kongres, mengatakan: "Ini tak terbayangkan bahwa calon presiden Partai Republik terkemuka menjual ketakutan untuk kepentingan kampanye mereka." Ellison menambahkan dalam pernyataannya bahwa "setiap warga Amerika harus terganggu bahwa tokoh nasional ini terlibat dalam dan mentoleransi secara terang-terangan tindakan kefanatikan agama. "

Dalam sebuah pernyataan setelahnya pada hari yang sama, juru bicara kampanye Carson Doug Watts menyampaikan klarifikasi, mengatakan bahwa Carson sangat percaya pada jaminan konstitusional kebebasan beragama, tetapi ia juga percaya bahwa orang-orang Amerika masih jauh dari siap untuk menerima seorang Muslim sebagai Presiden dalam masyarakat mayoritas Yahudi-Kristen.

"Tanpa pertanyaan, ada perbedaan yang kompleks antara praktek agama Islam dan konstitusi kita, perbedaan yang sangat nyata dan sangat bertentangan dengan satu sama lain," kata Watts.

Carson, dilansir dari laman Reuters, dikatakan semakin meningkat popularitasnya dalam jajak pendapat, meskipun ia tergelincir dalam jajak pendapat CNN / ORC dirilis pada Minggu, ke tempat ketiga dari kedua dengan dukungan 14 persen.

Jajak pendapat CNN / ORC menunjukkan Donald Trump, maestro real estate, masih terus memimpin kontes dengan dukungan 24 persen pemilih terdaftar, turun dari 32 persen dalam jajak pendapat sebelumnya.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

45 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.


Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Elon Musk yang merupakan pemilik dari perusahaan SpaceX dan Tesla, menempati posisi pertama dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2022 versi Forbes. Ia bahkan baru saja membeli Twitter. Elon Musk kembali menjadi orang terkaya di dunia nomor 1 dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 219 miliar. NTB/Carina Johansen via REUTERS
Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.


Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dekat Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri India Narendra Modi selama sesi kerja pertama KTT G20 di Bali, 15 November 2022. REUTERS/Kevin Lamarque/Pool
Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika


Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Judul berita tentang kesehatan Presiden AS Joe Biden ditampilkan di kantor pusat Fox News di New York City, AS, 4 Maret 2023. Reuters
Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun


Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Pengunjung berkumpul di luar PMC Wagner Centre, yang merupakan proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha dan pendiri kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin, saat pembukaan resmi blok kantor di Saint Petersburg, Rusia, 4 November 2022. REUTERS/Igor Russak
Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.


Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Gubernur Florida dari Partai Republik Ron DeSantis saat pesta malam pemilihan AS 2022 di Tampa, Florida, AS, 8 November 2022. REUTERS/Marco Bello
Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.


Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

8 November 2022

Elon Musk. REUTERS/Mike Blake
Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden


Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

7 November 2022

Yevgeny Prigozhin [AP]
Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.


Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

5 November 2022

Logo Twitter di kantor pusat perusahaannya di San Francisco, California, AS 27 Oktober 2022. REUTERS/Carlos Barria
Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.


Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

3 November 2020

Presiden Donald Trump saat berkampanye Avoca, Pennsylvania, 2 November 2020. REUTERS/Carlos Barria
Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.