Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

MSF: Agustus Bulan Berdarah bagi Suriah

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Seorang pria menggendong jenazah seorang anak di antara korban-korban tewas dari serangan gas beracun di Ghouta, Damaskus, Suriah, Rabu (21/8). Menurut aktivis Suriah, setidaknya 213 warga, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan gas beracun yang dilancarkan tentara Presiden Suriah Bashar al-Assad. REUTERS/Bassam Khabieh
Seorang pria menggendong jenazah seorang anak di antara korban-korban tewas dari serangan gas beracun di Ghouta, Damaskus, Suriah, Rabu (21/8). Menurut aktivis Suriah, setidaknya 213 warga, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan gas beracun yang dilancarkan tentara Presiden Suriah Bashar al-Assad. REUTERS/Bassam Khabieh
Iklan

TEMPO.CO, Damaskus - Rumah Sakit (RS) darurat yang didukung organisasi medis kemanusiaan Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) mencatat peningkatan korban akibat pengeboman intens selama 20 hari berturut-turut di pasar dan bangunan sipil di Ghouta Timur, dekat Damaskus, ibukota Suriah sepanjang Agustus lalu.

Tiga belas  RS darurat MSF di Ghouta Timur nyaris kewalahan menangani kasus trauma kekerasan sejak 12-31 Agustus.

Di enam RS, 377 tewas dan 1.932 cedera. Sebanyak 104 korban tewas dan 564 cedera adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun.

 “Ini adalah bulan paling ‘berdarah’ sejak serangan senjata kimia di bulan Agustus 2013,” kata Dr Bart Janssens, Direktur Operasi MSF seperti dikutip dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 11 September 2001.

“Setiap  hari ada 150 pasien selama pengeboman 20 hari di Ghouta Timur. RS didirikan dengan struktur darurat, sedangkan upaya mendapatkan obat-obatan adalah tindakan yang berbahaya.”

Pada saat yang sama, pengepungan di sekitar Damaskus semakin mengekang dan meluas. Tiga daerah di utara Damaskus – All Tall, Hameh, dan Qoudsaaya –berpenduduk total 600.000 orang telah terkepung pertempuran sejak 22 Juli.

Hal ini berarti,  orang-orang kerap kali dihentikan saat berjalan, digeledah.  Selain itu, tidak ada persediaan medis, makanan, bahan bakar, atau kebutuhan esensial lainnya yang diperbolehkan masuk.

Di Mouadamiyieh – wilayah yang terkepung – keadaan semakin sulit. Tidak saja persediaan medis dan makanan yang diblokade, tetapi juga lalu lintas pejalan kaki untuk masuk ke dalam dan keluar sama sekali tidak memungkinkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, evakuasi medis untuk keluar dari daerah yang dikepung tidak memungkinkan.

“Ada sekitar 400 amputasi yang dilakukan di Ghouta Timur pada bulan Agustus. Banyak pasien seharusnya bisa diselamatkan anggota tubuhnya jika seandainya layanan kesehatan tidak terhambat,” kata Dr. Janssens.

MSF sedang mengorganisir penyediaan kembali persediaan medis esensial untuk mengisi stok farmasi yang hampir habis, termasuk lebih dari 5.000 kantong infus dan 1.500 kantong darah.

Sebanyak empat  juta penduduk Suriah telah lari dari Suriah dan jutaan orang telah menjadi pengungsi di negara-negara tetangga, sementara ribuan orang menghadapi risiko tewas dan penahanan dalam perjalanan ke Eropa.  

MSF mengoperasikan enam fasilitas medis di utara Suriah dan membantu langsung lebih dari 100 posko kesehatan dan RS lapangan di seluruh negeri, berfokus pada daerah-daerah yang dikepung.

Sebagian besar adalah fasilitas medis darurat di mana tidak ada staf MSF, di sana MSF menyediakan bantuan materi serta pelatihan jarak jauh untuk membantu petugas medis Suriah agar mampu menangani kebutuhan medis yang ekstrem. Jejaring bantuan medis ini telah terbentuk selama empat tahun terakhir.

NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

Bahrun Naim saat menjalani sidang kepemilikan amunisi di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, pada 9 Juni 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror bom Sarinah di jalan MH Thamrin, Jakarta. ANTARA/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.


Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Bana al-Abed dengan ibunya, Fatemah, di dekat Bryant Park di New York. nytimes.com
Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.


Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Relawan medis White Helmet. middleeasteye.net
Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal


Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Sejumlah pengungsi Suriah berada di sekitar puing-puing kamp yang terbakar di kota Bar Elias, lembah Bekaa, Lebanon, 4 Juli 2017. REUTERS/Hassan Abdallah
Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.


Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto menyerahkan dua ambulans sumbangan dari rakyat Indonesia kepada rakyat Suriah, 26 Juli 2017. KBRI Damaskus
Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah


Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Seorang petugas berada dalam satu ruangan di rumah sakit bawah tanah Suriah. thesun.co.uk
Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah


Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Ratusan potongan tangan manekin berserakan di depan gerbang Kedutaan Rusia di London, Inggris, 3 November 2016. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap serangan yang dilancarkan Rusia di Aleppo, Suriah. REUTERS
Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.


Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Pro-Assad dan oposisi berkelahi saat debat di televisi. independent.co.uk
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah


Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Seorang petugas berusaha menyelamatkan anak yang terkena serangan gas yang diduga beracun kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 6 Maret 2017. Sekitar 100 orang tewas dan lebih dari 350 lainnya menderita sakit akibat serangan gas tersebut. Social Media Website via Reuters TV
Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.


Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Roba Al-Hajli, jurnalis pro-Assad yang dikeluarkan dari gedung PBB di Genewa. english.alarabiya.net
Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.