TEMPO.CO, Damaskus - Rumah Sakit (RS) darurat yang didukung organisasi medis kemanusiaan Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) mencatat peningkatan korban akibat pengeboman intens selama 20 hari berturut-turut di pasar dan bangunan sipil di Ghouta Timur, dekat Damaskus, ibukota Suriah sepanjang Agustus lalu.
Tiga belas RS darurat MSF di Ghouta Timur nyaris kewalahan menangani kasus trauma kekerasan sejak 12-31 Agustus.
Di enam RS, 377 tewas dan 1.932 cedera. Sebanyak 104 korban tewas dan 564 cedera adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun.
“Ini adalah bulan paling ‘berdarah’ sejak serangan senjata kimia di bulan Agustus 2013,” kata Dr Bart Janssens, Direktur Operasi MSF seperti dikutip dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 11 September 2001.
“Setiap hari ada 150 pasien selama pengeboman 20 hari di Ghouta Timur. RS didirikan dengan struktur darurat, sedangkan upaya mendapatkan obat-obatan adalah tindakan yang berbahaya.”
Pada saat yang sama, pengepungan di sekitar Damaskus semakin mengekang dan meluas. Tiga daerah di utara Damaskus – All Tall, Hameh, dan Qoudsaaya –berpenduduk total 600.000 orang telah terkepung pertempuran sejak 22 Juli.
Hal ini berarti, orang-orang kerap kali dihentikan saat berjalan, digeledah. Selain itu, tidak ada persediaan medis, makanan, bahan bakar, atau kebutuhan esensial lainnya yang diperbolehkan masuk.
Di Mouadamiyieh – wilayah yang terkepung – keadaan semakin sulit. Tidak saja persediaan medis dan makanan yang diblokade, tetapi juga lalu lintas pejalan kaki untuk masuk ke dalam dan keluar sama sekali tidak memungkinkan.
Sekarang, evakuasi medis untuk keluar dari daerah yang dikepung tidak memungkinkan.
“Ada sekitar 400 amputasi yang dilakukan di Ghouta Timur pada bulan Agustus. Banyak pasien seharusnya bisa diselamatkan anggota tubuhnya jika seandainya layanan kesehatan tidak terhambat,” kata Dr. Janssens.
MSF sedang mengorganisir penyediaan kembali persediaan medis esensial untuk mengisi stok farmasi yang hampir habis, termasuk lebih dari 5.000 kantong infus dan 1.500 kantong darah.
Sebanyak empat juta penduduk Suriah telah lari dari Suriah dan jutaan orang telah menjadi pengungsi di negara-negara tetangga, sementara ribuan orang menghadapi risiko tewas dan penahanan dalam perjalanan ke Eropa.
MSF mengoperasikan enam fasilitas medis di utara Suriah dan membantu langsung lebih dari 100 posko kesehatan dan RS lapangan di seluruh negeri, berfokus pada daerah-daerah yang dikepung.
Sebagian besar adalah fasilitas medis darurat di mana tidak ada staf MSF, di sana MSF menyediakan bantuan materi serta pelatihan jarak jauh untuk membantu petugas medis Suriah agar mampu menangani kebutuhan medis yang ekstrem. Jejaring bantuan medis ini telah terbentuk selama empat tahun terakhir.
NATALIA SANTI