TEMPO.CO, Jakarta - Seorang prajurit tidak dikenal Australia dimakamkan dengan penghormatan militer penuh hari ini, Kamis, 10 September 2015.
Prajurit tersebut gugur dalam pertempuran melawan pasukan Jepang di Kupang pada Perang Dunia Kedua lebih dari 70 tahun lalu.
Dia merupakan anggota dari ‘Sparrow Force’ – salah satu dari 84 tentara Australia yang gugur saat mempertahankan sebuah lapangan udara di Kupang dari serangan pasukan Jepang. Jenazah prajurit tersebut ditemukan saat penggalian sebuah pekerjaan konstruksi pada 2013.
Identitasnya tetap menjadi misteri, meski pencarian terhadap keluarganya telah dijalankan secara intensif selama dua tahun oleh Angkatan Darat Australia.
DNA yang diambil dari jenazah gagal menemukan kecocokan, walau 94 orang dari 54 keluarga telah diuji. Seruan kepada masyarakat umum untuk mengidentifikasi baru-baru ini juga gagal.
Kepala Staf Pertahanan Australia di Indonesia, Brigadir John Gould mengatakan kegiatan hari ini menggaris bawahi hubungan yang lestari antara Australia dan Indonesia.
“Kami baru saja bersama dengan Indonesia merayakan 70 tahun kemerdekaan RI. Kami selalu satu semangat dengan Indonesia selama ini. Baik dahulu maupun sekarang, Australia dan Indonesia memiliki kepentingan bersama dalam menjaga keamanan wilayah kita,” kata Brigadir Gould seperti dilansir dalam rilis Kedutaan Besar Australia di Jakarta yang diterima Tempo, Kamis.
Pemakaman yang dilaksanakan di Makam Perang Persemakmuran di Tantui, Ambon ini juga dihadiri oleh Kepala Bagian Politik dan Ekonomi Kedutaan Besar Australia, Dr. Brad Armstrong bersama kontingen Garda Federasi Australia serta pihak berwenang setempat.
Lokasi tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi 2,000 tentara Australia dan sekutu yang mengorbankan nyawa mereka bertempur melawan Jepang pada Perang Dunia Kedua.
NATALIA SANTI