Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dubes RI Imbau TKI Malaysia Tempuh Jalur Mudik yang Aman

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno (kanan) bersama Menteri Pertanian Malaysia Dato Seri Achmad Shabery Cheek di Kuala Lumpur, 3 September 2015. Istimewa
Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno (kanan) bersama Menteri Pertanian Malaysia Dato Seri Achmad Shabery Cheek di Kuala Lumpur, 3 September 2015. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Duta Besar RI, Herman Prayitno, mengimbau seluruh warga negara Indonesia di Malaysia yang akan kembali ke Tanah Air agar tidak mengambil risiko dengan menempuh jalur kepulangan yang berbahaya.

"Jadi kita mengimbau TKI untuk tidak memakai jalur ilegal lagi," kata Herman saat ditanya Tempo soal langkah apa yang diambil KBRI Kuala Lumpur untuk mencegah jatuhnya korban seperti di kapal karam Sabak Bernam, Selasa, 8 September 2015.

Para TKI rela menempuh jalur berbahaya dan diam-diam berangkat tengah malam buta di pelabuhan-pelabuhan liar di sepanjang garis pantai Malaysia. Keberadaan kapal-kapal pengangkut ilegal itu sulit diketahui karena mereka memanfaatkan kelengahan aparat.  

TKI membayar kepada pemilik kapal sebesar 700-1.300 ringgit atau sekitar Rp 2,3 juta hingga Rp 4,3 juta rupiah. Perjalanan berbahaya tersebut ditempuh meskipun berulang kali KBRI Kuala Lumpur mengimbau mereka untuk lewat jalan yang aman.

Risiko itu kemungkinan lantaran selain kecelakaan yang menimpa beberapa kapal, banyak pula WNI yang biasa menggunakan jalur ilegal itu dan selamat. "Karena yang selamat juga banyak, mereka merasa tidak berbahaya," kata Herman.

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Dubes, Hermono. Meski berulang kali mengingatkan para TKI untuk pulang lewat jalur yang aman dan legal, Hermono kerap mendapatkan jawaban yang santai dari para TKI.

"Wong mati bisa dimana saja, Pak," kata Hermono menirukan respons para TKI yang dia nasihati, kepada Tempo. Pemerintah Malaysia sejak 15 Februari 2015 juga membuka pengurusan kepulangan para pendatang ilegal (PATI) secara legal dengan membayar 400 ringgit (sekitar Rp 1,3 juta).

Menurut Herman, pada tahun 2015 ini, sebanyak 70 ribu TKI menggunakan kesempatan tersebut, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebanyak 30 ribu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Herman juga mengimbau agar para TKI terutama wanita, memanfaatkan peluang kerja selain menjadi pembantu rumah tangga di Malaysia. "Mereka bisa bekerja di perakitan komputer, perhotelan, restoran, salon kecantikan, sauna dan spa," kata Herman.

Informasi peluang kerja itu disampaikan KBRI ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). "Peluangnya cukup besar, sekitar 20 ribu," kata Herman.

Perahu yang ditumpang lebih dari 80 WNI pecah diterjang ombak sekitar 16,2 kilometer lepas pantai Sabak Bernam, Selangor, Malaysia, Kamis, 3 September 2015. Hingga kini 62 jenazah sudah ditemukan, 39 teridentifikasi dan 18 di antaranya sudah dipulangkan ke Indonesia, termasuk bayi tiga tahun.

Sedangkan 20 korban selamat, seorang di antaranya masih dirawat di rumah sakit, 19 lainnya masih ditahan di Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Klang, Selangor. Mereka masih diperiksa untuk mencari informasi terkait pemilik dan kapten kapal.

Setelah 14 hari maksimal pemeriksaan di APMM, ke-19 WNI itu akan diajukan ke Pengadilan setempat. Pihak KBRI telah menyediakan pengacara dan  tengah mengupayakan agar mereka dapat langsung dipulangkan mengingat penderitaan yang telah dialami, kata Herman.

NATALIA SANTI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

Kemendikbud diminta bentuk tim khusus untuk menangani kasus pencatutan nama dosen Malaysia dan jurnal predator.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

3 hari lalu

Sejumlah Mahasiswa dan Alumni membagikan seleberan bertuliskan
Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

Beredar kabar Dekan FEB Universitas Nasional (Unas) dituding mencatut sejumlah nama akademisi Malaysia di publikasi ilmiahnya


Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

3 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

5 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Penyanyi Hong Kong Dicegat di Bandara Malaysia gara-gara Bawa Durian Musang King

7 hari lalu

Durian Musang King. Istimewa
Penyanyi Hong Kong Dicegat di Bandara Malaysia gara-gara Bawa Durian Musang King

Setelah dicegat, penyanyi beserta kru keluar bandara dan menghabiskan durian itu sebelum terbang.


Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

7 hari lalu

Calon pemudik bersiap naik kereta menuju kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, di Stasiun Yantai, Shandong, Cina, Ahad, 20 Januari 2019. chinadaily.com
Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

Di China, tradisi mudik tidak hanya berlangsung saat Lebaran, melainkan terjadi pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.


Pemberian THR Jadi Ciri Khas di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

7 hari lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Pexels
Pemberian THR Jadi Ciri Khas di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

Pemberian THR juga terjadi di Malaysia, Yunani, dan Ameriksa Serikat. Bedanya, di dua negara yang terakhir diberikan menjelang Natal dan Paskah.


Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

10 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

Ditresnarkoba Polda Sulteng menggagalkan narkotika jenis sabu sebanyak 25 kilogram yang hendak dibawa ke Kab. Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.


Sederet Fakta Indonesia Kalah dari Malaysia Soal Jalan Tol Gratis Selama Lebaran 2024

11 hari lalu

Kendaraan truk melintas di jalan tol kawasan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 1 April 2024. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno mengatakan, pembatasan angkutan barang diberlakukan mulai 5 April 2024 pukul 09.00 waktu setempat sampai 16 April 2024 pukul 08.00 waktu setempat. TEMPO/Tony Hartawan
Sederet Fakta Indonesia Kalah dari Malaysia Soal Jalan Tol Gratis Selama Lebaran 2024

Indonesia disebut kalah dari Malaysia dalam penerapan tarif jalan tol gratis selama periode libur Lebaran 2024. Seperti apa faktanya?