TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Operasi pencarian korban kapal tenggelam di perairan Selat Malaka kemarin menemukan sembilan jenazah dan seorang korban selamat. Jumlah total korban yang meninggal sekarang menjadi 24 orang, yang terdiri atas 19 perempuan dan lima laki-laki. Adapun jumlah korban selamat mencapai 20 orang, yang meliputi 19 laki-laki dan satu perempuan. Semuanya warga negara Indonesia.
Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno, yang telah menemui para korban selamat di Badan Pemberdayaan Kelautan Malaysia (APMM) Klang, menyatakan, kapal yang diduga mengangkut sekitar 70 orang tersebut tenggelam pada Kamis lalu sekitar pukul 02.20 WIB. “Para korban berangkat tengah malam. Di tengah jalan, kapal dihantam ombak, tapi terus saja melaju sehingga pecah,” kata Herman, berdasarkan pengakuan para korban, kepada Tempo, Jumat, 4 September.
Baca Juga:
Ketua APMM Klang Laksamana Laut Pertama Mohd. Aliyas Hamdan mengatakan, kapal kayu sepanjang 12 meter tersebut tenggelam di lepas pantai, 30 kilometer dari Sabak Bernam, Selangor, Malaysia. Kapal tersebut diduga kelebihan penumpang.
Menurut Herman, para korban yang selamat juga kesulitan untuk menghubungi keluarga mereka. “Karena itu, kami mengimbau kepada keluarga yang merasa kehilangan anggotanya agar menghubungi KBRI Kuala Lumpur. Khususnya yang meninggal dunia, karena di antara penumpang juga tidak saling mengenal,” tutur dia.
Para korban yang selamat kini ditahan oleh APMM karena tidak memiliki dokumen yang sah. Menurut Herman, mereka akan diperiksa selama maksimal 14 hari sebelum diserahkan ke pengadilan. Karena itu, KBRI Kuala Lumpur telah menyiapkan pengacara dan berupaya agar mereka dapat dipulangkan tanpa harus menjalani proses hukum.
Baca Juga:
Kabar mengenai kecelakaan kapal tersebut membuat sejumlah warga Aceh yang tinggal di Malaysia resah. “Ada beberapa orang Aceh di sini yang sudah berangkat ke sana untuk melihat apa ada saudara mereka yang menjadi korban,” ucap Boyhaqi, warga Aceh yang saat ini tinggal di Selangor, kepada Tempo.
Menurut data KBRI, 20 korban yang selamat itu antara lain Efriyanto, 42 tahun, asal Sumatera Barat, Irwansyah (44) asal Tanjung Balai, dan sepuluh warga Aceh, yakni Andri (34), Mohd. Zubir (25), Nazir (45), Sahputra (34), Arif (25), Mohd. Hanafiah (35), Muslim (35), Iwan Saputra (30), Mohd. Yusof (30), dan Erni (26). Ada juga tiga orang dari Surabaya, yakni Punadi (32), Indra (31), dan Kamsuri. Yang lainnya adalah Indra (31) dari Mandailing, dan tiga orang yang tidak diketahui asalnya, yakni Wahyu Syahputra (23), Baital Sahputra (21), dan Faisal (31).
Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Raja Permaisuri Bainun di Ipoh. Dua jenazah telah berhasil diidentifikasi. Pertama, Winda Mandasari, perempuan berusia 24 tahun dari Medan, yang dikenali oleh suaminya, Amiruddin Tolam, 30 tahun. Kedua, Juharen binti Kamaruddin bin Hamid, 81 tahun, asal Aceh Utara.
Menurut Wakil Duta Besar RI di Malaysia Hermono, KBRI akan membuka posko di Ipoh, tempat jenazah disemayamkan, untuk memfasilitasi pihak keluarga. “Segera setelah jenazah teridentifikasi, akan segera kami pulangkan,” katanya.
THE STAR | IMRAN M.A. | NATALIA SANTI
VIDEO KAPAL KARAM: