TEMPO.CO, Jakarta - Prancis bersiap memperluas area pencarian baik di darat, udara, maupun laut untuk menemukan pecahan dari pesawat Malaysia Airlines MH-370. Sebelumnya Rabu lalu, pemerintah Malaysia telah mengonfirmasi serpihan yang ditemukan di bibir pantai pulau La Reunion berasal dari pesawat hilang itu.
Perdana Menteri Najib Razak mengatakan analisis penyelidik serpihan di Prancis menyimpulkan pesawat hancur menubruk perairan Samudera Hindia setelah berbelok dari jalur Kuala Lumpur-Beijing. Dalam pesawat itu, terdapat 239 penumpang dan kru yang nasibnya tak diketahui.
"Saya menjamin pemerintah Malaysia akan melakukan segalanya untuk menemukan kebenaran atas yang terjadi," kata Najib. Meski demikian, penyelidik berhenti mengonfirmasi temuan serpihan berasal dari pesawat milik Malaysia Airlines itu dengan kalimat "dugaan yang sangat kuat".
Pernyataan itu menyulut amarah keluarga korban yang berharap ada kepastian dari pihak berwenang. Di Cina, di mana warganya menjadi korban paling banyak, tidak bisa menerima kabar itu. "Jangan biarkan mereka terus berbohong," teriak seorang pria yang melakukan protes di Beijing. Saya ingin mereka segera beritahu kebenarannya." Seorang wanita di tempat yang sama masih berharap putrinya dapat ditemukan. "Saya percaya mereka masih hidup. Jika tidak, mereka pasti sudah menemukan mayat," katanya optimistis.
Namun Perdana Menteri Australia Tony Abbott, mengatakan penemuan ini sudah sesuai dengan pola pencarian yang digunakan. "Ini pertama kalinya kita sedikit lebih maju untuk memecahkan misteri ini," ujar Abbott.
Penyelidikan yang dipimpin pasukan udara Prancis ketika serpihan pesawat ditemukan di teritori Prancis dibantu instansi terkait dari Malaysia dan Australia. Flaperon, bagian sayap pesawat yang ditemukan, tiba di fasilitas militer di Toulouse pekan lalu. Berdasarkan laporan CNN, keterlibatan beberapa tim dan negara itu justru merumitkan dan menghambat penyelidikan.
Jean-Paul Troadec, mantan kepala badan keselamatan penerbangan Prancis, menjelaskan tipe cat yang menempel di pesawat memberikan petunjuk vital. "Setiap maskapai mengecat pesawat mereka dengan khusus dan jika cat itu dipakai oleh Malaysia Airlines dan perusahaan lain, mungkin akan ada temuan baru," ungkap Troadec.
Penyelidik akan melakukan semacam uji coba untuk mencari tahu dari mana sayap itu. Mary Schiavo, analis penerbangan dan mantan inspektur jenderal Departemen Transportasi AS, uji coba itu akan mencoba segalanya mulai dari sinar-X sampai sonogram. Kemudian mereka akan memecah fragmen serpihan untuk menemukan angka serial yang untuk dicocokkan dengan pesawat yang hilang.
Jika angka serial tadi tidak bisa diidentifikasi, flaperon akan diamati dengan mikroskop elektron yang bisa memperbesar gambar hingga 10.000. Bill Waldock, profesor ilmu keselamatan di Embry-Riddle Aeronautical University, memprediksi tim analis juga akan mencari pecahan kecil di permukaan serpihan untuk memperkirakan sudut tubrukan pesawat. Ultrasound bisa memperlihatkan seberapa keras tubrukan terjadi. Tumbuhnya teritip di flaperon juga bisa menyediakan petunjuk tentang kondisi air untuk mempersempit area pencarian.
Pihak berwenang Prancis telah mengumumkan berniat menggelar pencarian baru dengan menyisir pulau Reunion untuk menemukan jejak lebih jauh. Pencarian akan dimulai dengan observasi udara dari pesawat militer. The Guardian melaporkan, bersama helilkopter, kapal, dan militer akan berpatroli ke seluruh pulau.
Malaysia sendiri sebelumnya menyebut bagian pesawat yang ditemukan itu berasal dari MH370 dan serpihan lainnya telah ditemukan. Klaim ini kemudian langsung disanggah oleh Prancis. Menurut BBC, perbedaan pendapat antarnegara menyebabkan frustasi di keluarga korban. Hal ini diperparah dengan munculnya teori konspirasi seputar hilangnya pesawat.
Lebih dari setahun, sejak dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014, penyelidik belum mampu memecahkan misteri keberadaan MH370 dan menemukan alasan ia berbelok arah sedemikian jauh. Namun bagi Malaysia, penemuan di Reunion merupakan terobosan besar. "Ini memastikan pesawat jatuh di suatu tempat di Samudera Hindia--seperti yang kami duga sebelumnya," kata konsultan penerbangan Gideon Ewers kepada Sky News. "Tidak akan lama lagi kita akan tahu apa yang terjadi dan penyebabnya."
Konsultan penerbangan asal Jakarta, Gerry Soejatman, mengatakan penemuan awal tempat pesawat terjatuh adalah langkah besar dalam penyelidikan. "Ini menjawab banyak pertanyaan. Ini juga mengeliminasi teori lain seperti teori konspirasi," ujar Gerry.
Pencarian serpihan dan kotak hitam yang dipimpin Australia masih berlanjut. Area pencarian di Samudera Hindia yang disisir oleh tim gabungan mencapai 120 ribu kilometer persegi. Mereka yakin pencarian berada di tempat yang tepat dan akan terus mencari selama mungkin demi membantu keluarga korban.
THEWEEK.CO.UK | BINTORO AGUNG S.