TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 17 jasad baru kembali ditemukan empat bulan setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Nepal. Jasad tersebut ditemukan di bawah timbunan longsor yang dipicu gempa pada 25 April 2015.
Terkait dengan temuan baru itu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Kementerian sudah berkoordinasi dengan konsul kehormatan di Nepal. "Kami sudah bertemu keluarga dan sudah koordinasi dengan konsul kehormatan di Nepal untuk meminta info seputar penemuan jenazah terbaru," kata Iqbal, Kamis, 6 Agustus 2015.
Seperti diketahui, tiga pendaki Indonesia yang tergabung dalam Taruna Hiking Club (THC) hingga saat ini belum jelas nasibnya. Mereka adalah Kadek Andana, Alma Parhita, dan Jeroen Hehuwat yang diduga kuat sedang berada di Everest Guest House, Langtang, saat gempa terjadi. Selama pencarian, tim hanya berhasil menemukan kartu identitas milik salah seorang pendaki yaitu SIM, KTP, dan NPWP atas nama Alma Parhita.
Otoritas Nepal menyebut belasan jasad korban baru itu ditemukan di area desa Langtang, desa tujuan para pendaki yang berjarak 60 kilometer dari Kathmandu. Desa Langtang dilanda longsor hebat setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter itu.
Iqbal mengatakan sampel DNA dari kerabat ketiga pendaki itu telah ditinggalkan di Nepal. "Kapan pun, tim di Nepal dapat menggunakannya untuk identifikasi," ujar Iqbal.
Kementerian Luar Negeri juga menjadwalkan audiensi antara keluarga para pendaki dan Menteri Luar Negeri. "Kami sedang menunggu usulan tanggal dari pihak keluarga," kata Iqbal.
Akibat gempa bumi pada 25 April lalu, ribuan rumah di Desa Langtang tertimbun longsoran batu dan lumpur. Tim penyelamat Nepal telah menemukan 197 jasad korban di lembah Langtang.
Sebanyal 134 orang masih dinyatakan hilang akibat longsor di kawasan tersebut. Tercatat sekitar 8.900 orang tewas akibat dua gempa besar yang mengguncang Nepal pada April dan Mei 2015.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA