TEMPO.CO, Beijing - Penemuan sepotong puing dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang dinyatakan hilang tahun lalu disambut frustrasi keluarga penumpang. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memastikan potongan sayap yang ditemukan di Pulau Reunion, Samudera Hindia, pada pekan lalu sebagai bagian dari MH370, Kamis, 6 Agustus 2015.
Di Beijing, sejumlah keluarga korban menolak untuk menerima kemungkinan pesawat jatuh hanya dengan sepotong bukti.
"Saya ingin membunuhnya," teriak Zhang Meiling, 62 tahun, yang putri dan menantunya menjadi penumpang pesawat. "Yang dia katakan adalah omong kosong. Saya hanya ingin membunuhnya."
Zhang hanyalah salah satu dari lusinan kerabat yang melakukan aksi di Kantor Pusat Malaysia Airlines, Beijing, Kamis pagi. Aksi protes itu digelar beberapa jam setelah PM Najib mengumumkan potongan flaperon yang ditemukan di Reunion adalah bagian dari MH370 yang menghilang 8 Maret 2014 saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing.
"Hari ini, 515 hari sejak pesawat menghilang, dengan sangat berat hati saya harus sampaikan bahwa tim internasional memastikan puing pesawat jelas MH370," kata PM Najib.
Dia mengharapkan kabar itu bisa membantu menyibak kabut ketidakpastian bagi para keluarga korban.
Namun kata-kata Najib itu memicu kemarahan di Cina, negeri asal lebih dari separuh penumpang MH370.
Selanjutnya: Malaysia Dituding Buat Puing Palsu