TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia resmi menyatakan puing pesawat di Pulau Reunion adalah bagian MH370 yang hilang sejak Maret 2014. Pengumuman ini membuat Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menghubungi kembali keluarga penumpang Malaysia Airlines MH370 asal Indonesia. Tindakan ini dilakukan menyusul mulai terkuaknya teka-teki keberadaan MH370 yang menghilang sejak Maret 2014 itu.
"Selama seminggu terakhir, Kemlu sudah menghubungi keluarga korban dan menunjuk contact person masing-masing di Direktorat PWNI," kata Iqbal melalui pesan pendek, Kamis, 6 Agustus 2015.
Segera setelah kabar puing MH370 ditemukan, Kementerian Luar Negeri telah berkoordinasi dengan pihak Malaysia Airlines di Jakarta. Kementerian, kata Iqbal, juga sudah melakukan pengecekan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk kebutuhan klaim nantinya.
Pekan lalu, puing yang diduga kuat bagian sayap sebuah pesawat ditemukan di Pulau Reunion. Puing itu segera dibawa ke Prancis untuk diidentifikasi.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kemarin akhirnya mengkonfirmasi bahwa puing tersebut benar merupakan bagian dari MH370 yang hilang. "Dengan hati berat saya sampaikan bahwa tim ahli internasional telah menyimpulkan bahwa puing itu benar MH370," ujar Najib sebagaimana dilansir BBC. "Kita sekarang memiliki bukti bahwa MH370 berakhir secara tragis di Samudra Hindia."
Iqbal turut menyampaikan duka mendalam pada keluarga korban. Seperti diketahui, dari 239 penumpang di dalam MH370, tujuh di antaranya merupakan warga Indonesia. "Kemlu menyampaikan simpati pada keluarga dan memahami bahwa situasi ini membuat perasaan keluarga yang ditinggalkan tercampur aduk."
Walaupun kompensasi tak dapat menggantikan rasa kehilangan keluarga, Iqbal menyatakan sekarang keluarga sudah dapat mulai mengurus segala hal yang menjadi hak mereka.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA