TEMPO.CO, Jakarta - Dan Price, CEO Gravity Payments, kini kesulitan uang. Seperti dilansir Fox News pada 1 Agustus 2015, dia terpaksa menyewakan rumahnya untuk menambah pendapatannya sekarang.
Padahal, pada April 2015, dia banyak mendapat apresiasi karena memotong gajinya. Uang itu digunakan untuk menaikkan gaji 120 karyawannya hingga US$ 70 ribu atau Rp 900 juta setahun.
"Saya bekerja keras untuk memastikan keputusan saya benar," kata Price, mengenang keputusan yang dibuatnya. Namun, apa daya, Gravity Payments kehilangan pelanggan dan dua karyawan terbaiknya mengundurkan diri.
Seorang pekerja yang mengundurkan diri, Maisey McMaster, 26 tahun, mengatakan Price menaikkan gaji karyawan baru setara dengan karyawan lama. "Price memberikan kenaikan gaji yang banyak kepada karyawan yang kurang mampu untuk membuat pekerjaan, dan mereka yang cukup kompeten tidak menerima kenaikan yang setimpal," ujar McMaster.
McMaster mengklaim Price menuduhnya egois ketika mereka membahas hal tersebut. McMaster mengundurkan diri tidak lama kemudian.
Gravity Payments, yang merupakan sebuah perusahaan pengolahan kartu kredit, juga kehilangan pelanggan karena khawatir perusahaan tersebut akan menaikkan biaya untuk menutupi kenaikan gaji itu.
Price makin galau dengan gugatan hukum yang dilakukan kakaknya, Lucas. Sang kakak, yang memiliki 30 persen saham perusahaan, menuduh adiknya mengeluarkan jutaan dolar uang perusahaan hanya untuk kenaikan gaji karyawan tersebut.
FOX NEWS | YON DEMA